Wall Street Merah, Bursa Asia Semuanya "Terbakar"

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
20 October 2020 09:02
A man looks at an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada perdagangan Selasa (20/10/2020) mayoritas dibuka di zona merah, mengikuti bursa saham acuan global, Wall Street yang melemah pada perdagangan Senin kemarin.

Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka melemah 0,35%, Hang Seng di Hong Kong melemah 0,13%, Shanghai China terdepresiasi 0,17%, STI Singapura turun 0,36% dan KOSPI Korea Selatan anjlok 0,56%.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), pada perdagangan Senin (19/10/2020), bursa Wall Street ditutup melemah seiring dari kabar stimulus yang masih terdapat perbedaan pendapat di Kongres.

Dow Jones melemah 408,78 poin atau turun tajam 1,43% ke 28.197,53. Sementara S&P 500 merosot 1,63% atau 56,8 poin ke 3.427,01 dan Nasdaq Composite terperosok 1,65% ke 11.478,88

Ketua DPR Nancy Pelosi pada Minggu mengatakan bahwa ia akan terus mendorong agar stimulus AS bisa tercapai sebelum pemilihan presiden hingga batas akhir pengajuannya pada hari ini.

Pelosi dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin "terus mempersempit perbedaan mereka" dalam percakapan pada Senin dan Pelosi berharap bahwa pada hari ini akan ada "kejelasan" tentang apakah stimulus dimungkinkan sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang.

Minggu lalu, Gedung Putih telah mengajukan paket stimulus sebesar US$ 1,8 triliun, namun ini ditolak oleh Pelosi, karena dinilai terlalu rendah, ia meminta Gedung Putih untuk mengeluarkan sebesar US$ 2,2 triliun.

Sedangkan, pelaku pasar juga masih khawatir dengan kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Eropa dan AS.

Tercatat, jumlah kasus Covid-19 di AS pada akhir pekan lalu naik 13% hingga 393.000 kasus, tertinggi sejak musim panas, seperti yang dijelaskan oleh riset Reuters.

Dalam sepekan, angka infeksi baru Covid-19 meningkat 16% di AS menjadi 55.000 sedangkan di Eropa naik 44%. Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Eropa masih menjadi kunci perhatian pasar.

Perdana Menteri Italia mengumumkan kebijakan lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus gelombang kedua termasuk membatasi pembukaan restoran dan membatasi pengumpulan massa. Langkah ini diambil setelah ada lebih dari 11.000 kasus baru pada Minggu.

Sebelumnya, Inggris dan Prancis telah merilis kebijakan baru yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di tengah tren kenaikan kasus infeksi baru di Benua Biru.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular