
Cair Nih! Stimulus AS Hampir Gol, Rupiah Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Kabar soal stimulus fiskal di AS membawa angin segar ke pasar keuangan negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Hari ini, Selasa (20/10/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.650 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Rupiah berhasil memanfaatkan situasi dolar AS yang tengah tertekan. Pada pukul 07:37 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,1%.
Investor semringah kala mendengar kabar seputar pembahasan stimulus fiskal AS. Pekan lalu, proses negosiasi macet karena House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk Kongres) menolak proposal stimulus yang diajukan Gedung Putih senilai US$ 1.8 triliun. Kubu oposisi Partai Demokrat yang menguasai House ingin agar stimulus setidaknya bernilai US$ 2,2 triliun.
Pelaku pasar (dan dunia) sempat hilang harapan. Sepertinya stimulus fiskal sulit untuk digolkan sebelum pemilihan presiden (pilpres) AS yang akan digelar awal bulan depan.
Namun ada kabar terbaru yang melegakan. Nancy Pelosi, Ketua House, dalam wawancara dengan ABC mengungkapkan bahwa kesepakatan soal stimulus bisa saja terjadi sebelum pilpres.
"Saya yakin. Kita sudah bolak-balik membahas ini," ujar Pelosi.
Presiden AS Donald Trump pun menyambut baik keinginan Pelosi untuk berdialog. Dia menyebut pemerintah siap untuk menggelontorkan stimulus yang lebih banyak jika diperlukan.
"Saya rasa Nancy Pelosi sudah datang, kita lihat saja. Sebenarnya saya ingin stimulus yang bahkan lebih besar dari keinginannya. Bukan berarti kolega saya di Partai Republik setuju dengan hal ini, tetapi saya rasa mereka pada akhirnya akan sepakat," kata Trump kepada para jurnalis di Nevada, sebagaimana diwartakan Reuters.
Bahkan pelaku pasar sudah mengantisipasi keputusan stimulus akan hadir dalam hitungan jam. "Ada keyakinan bahwa keputusan stimulus, apa pun bentuknya, akan muncul dalam 48 jam ke depan. Kehadiran stimulus akan menyebabkan tekanan inflasi pada kuartal ke depan," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist di Blue Line Futures yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, stimulus akan membuat jumlah uang beredar meningkat sehingga menimbulkan dampak inflasi. Ketika laju inflasi terakselerasi, maka dolar AS menjadi kurang menarik karena nilainya 'termakan' inflasi.
Akibatnya, investor melakukan antisipasi dengan melepas mata uang Negeri Paman Sam. Aksi jual membuat dolar AS tertekan sehingga nilai tukarnya melemah. Rupiah berhasil memanfaatkan situasi ini dengan mencatat apresiasi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini
