Kabar Gembira, Bos BI Sebut Sederet Industri yang Mulai Pulih

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 October 2020 16:48
Live Streaming Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Agustus 2020 Cakupan Triwulanan.(Dok: Tangkapan layar Bank Indonesia)
Foto: Live Streaming Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Agustus 2020 Cakupan Triwulanan.(Dok: Tangkapan layar Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan kegiatan perekonomian domestik perlahan mulai bangkit di kuartal ketiga tahun ini usai kebijakan pelonggaran pembatasn sosial berskala besar (PSBB).

Hal ini terlihat dari beberapa sektor usaha yang mulai kembali pulih dan menggerakkan perekonomian, antara lain, sektor industri makanan dan minuman, industri logam dasar, telekomunikasi, industri barang dari kulit dan alas kaki. Selanjutnya, ada juga dikontribusi dari sektor pertanian hortikultura, industri sembako, barang galian.

Perry juga menyebut ada beberapa sektor yang memberikan andil terhadap perekonomian, tapi risikonya meningkat di saat pandemi, sektor itu antara lain tekstil dan produk tekstil, real estate dan furnitur.

"Ini yang fokus kita lakukan bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong permintaan kredit yang bisa menjadi leading dalam pemulihan ekonomi kita, itu terefleksi dalam pergerakan IHSG ke depan," kata Perry Wariyo, dalam paparannya di webinar Capital Market Summit and Expo, Senin (19/10/2020).

Gubernur BI menyebut, saat ini likuiditas perbankan memadai dengan rasio LDR 83,2%, Dana Pihak Ketiga (DPK) atau simpanan masyarakat tumbuh 12,8% dengan rasio NPL yang masih cukup terjaga walau ada kenaikan 3,2% gross.

Namun, menurut Perry, yang menjadi issue saat ini adalah mengenai lesunya permintaan kredit, ini terjadi baik di pusat maupun daerah. Padahal, bank sentral telah menurunkan suku bunga acuan dan merelaksasi berbagai kebijakan makroprudensial dan dari sisi likuiditas perbankan masih berlebih.

"kegiatan usaha menurun di sinilah kita terus berusaha me-matchingkan supply dan demand. Kami juga melakukan pemetaan demand dan supply kredit," kata Perry.

Mengacu pada berbagai indikator data perekonomian yang mulai membaik seperti mobilitas orang, survei penjualan meningkat, dan indeks PMI yang membaik serta ekspor non migas yang membaik, bank sentral memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi akan mulai merangkak bergerak ke arah positif di kuartal keempat tahun ini.

"Kami perkirakan Q3 akan kontraksi meski lebih kecil dari Q2, Q4 akan kembali ke positif. Tahun depan 2021, PE akan naik mencapai 4,8% - 5,8%," ujarnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Gub BI Sebut 3 Perang Hantui Dunia, Ekonomi 2024 Redup

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular