
Cek Dulu Gengs! Deretan Saham yang Bonyok & Jawara Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup minus 0,03%, tipis, di level 5.103 pada Jumat pekan lalu (16/10). Dengan demikian dalam sepekan terakhir IHSG masih menguat alias hijau 0,98%.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, nilai transaksi perdagangan pada Jumat sebesar Rp 7,76 triliun, dengan 179 saham naik, 228 saham turun, dan 166 saham stagnan.
Di tengah penguatan tipis IHSG dalam sepekan, ada beberapa jawara cuan di pasar modal Tanah Air.
Jawaranya PT Bank QNB Indonesia Tb (BKSW) dengan kenaikan harga yang sangat fantastis.
Harga penutupan saham BKSW pada Jumat (9/10/2020) adalah Rp 72/saham. Pada penutupan pasar di Jumat (16/10), harga sahamnya sudah melonjak 84,7% ke Rp 133/saham.
BKSW bukanlah saham yang likuid ditransaksikan. Setelah anjlok dalam dan menyentuh dasar (bottom) di bulan April akibat pandemi Covid-19, saham BKSW cenderung flat.
BKSW baru bangun dari tidur panjangnya pada 13 Oktober lalu ketika ada kenaikan volume transaksi yang signifikan. Setelah itu saham BKSW terus melesat dan sempat menyentuh level Rp 160/unit pada 15 Oktober sebelum akhirnya ditutup di harga Rp 133/saham di Jumat kemarin.
Lima Saham Top Gainers 12-16 Okt
Nama Perusahaan | Kode | Harga Minggu Lalu | Harga Minggu Ini | Perubahan |
PT Bank QNB Indonesia Tbk | BKSW | 72 | 133 | 84.7% |
PT Bank Victoria International Tbk | BVIC | 63 | 103 | 63.5% |
PT Bank BRIsyariah Tbk | BRIS | 855 | 1,395 | 63.2% |
PT Citra Turbindo Tbk | CTBN | 2,190 | 3,370 | 53.9% |
PT Bank Yudha Bhakti Tbk | BBYB | 274 | 400 | 46.0% |
Catatan : harga dalam rupiah per unit, Table: Tirta Citradi Source: IDX Statistics
Berdasarkan laporan keuangan bulanan perusahaan di Agustus, total aset BKSW tercatat sebesar Rp 20,6 trilun.
Kemudian, di posisi kedua ada PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) yang total asetnya mencapai Rp 22,09 triliun sampai Agustus. Harga saham BVIC meroket 63,5% dalam seminggu terakhir.
Sama halnya dengan saham BKSW yang sempat tertidur, saham BVIC juga baru mengalami kenaikan volume transaksi perdagangan pekan lalu.
Ketiga, ada PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) yang menjadi sorotan publik pasar modal belakangan ini. Aksi korporasi berupa merger dengan bank syariah anak usaha BUMN lain yaitu BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri membuat harganya terbang 63,2%.
Di akhir sesi II perdagangan Jumat, harga saham BRIS ditutup di Rp 1.395/sahm. Meski menguat lebih dari 60%, tetapi saham BRIS telah terbang sejak awal Juli lalu ketika harga per unitnya masih di kisaran Rp 300/saham.
Jika menggunakan patokan harga BRIS pada 3 Juli 2020 di Rp 318/saham sampai dengan perdagangan terakhir pekan lalu, harga saham BRIS telah meroket dan menghasilkan capital gain sebesar 339%. Per Agustus 2020, total aset BRIS sebelum merger tercatat mencapai Rp 51,8 triliun.
Terakhir, ada PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) yang per September lalu resmi berganti nama menjadi Bank Neo Commerce dengan kode emiten BBYB. Harga saham bank dengan total aset per Agustus sebesar Rp 4,35 triliun itu melesat 46% dalam sepekan.
BBYB sebelumnya adalah bank BUKU I yang kemudian berhasil memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 1 triliun setelah melakukan rights issue dan kini telah resmi menyandang status sebagai bank BUKU II.
Perusahaan yang tadinya fokus pada segmen pensiunan kini mulai mengembangkan sayapnya untuk menyasar segmen milennial dengan melakukan serangkaian agenda transformasi digital melalui pengembangan mobile banking salah satunya.
Top losers
Di sisi lain, masih ada beberapa saham yang justru mencatatkan koreksi tajam sepekan.
Yah, namanya juga investasi. Volatilitas di pasar saham yang tinggi memang bisa menjadi ajang untuk meraup cuan yang sangat tinggi, tetapi di saat bersamaan juga bisa membuat tekor. Apabila tidak cermat dalam memilih saham, Anda bisa rugi 30% hanya dalam kurun waktu sepekan.
Lima saham penyandang status top losers pekan lalu akan 'menghadiahi' Anda dengan kerugian yang fantastis sebesar 24% - 29% dalam waktu yang relatif singkat.
Kelima saham yang anjlok signifikan sepanjang pekan lalu sejatinya telah menguat signifikan di minggu sebelumnya atau memang masuk periode downtrend.
Saham-saham yang menjadi top losers juga termasuk ke dalam saham dengan kapitalisasi pasar yang relatif kecil. Empat dari lima saham top losers memiliki nilai kapitalisasi pasar yang kurang dari Rp 100 miliar.
Kelima saham dengan return paling boncos sepekan ini adalah PT Sejahtera Bintang Abadi Tekstil Tbk (SBAT), PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS), PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU), PT Bintang Semestaraya Tbk (BMSR), PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL).
Selain sama-sama menjadi penghuni kelompok top losers, kelima saham tersebut juga memiliki likuiditas yang cenderung rendah. Ini yang tentu perlu diperhatikan baik oleh trader, spekulan maupun investor terutama bagi yang pemula.
Selain melihat pada pola pergerakan harga dan likuiditas dalam transaksi, investor juga perlu mencermati kinerja fundamental serta prospek usaha perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Jangan sampai beli kucing dalam karung.
Sebagai informasi, kelima saham penghuni top losers pekan ini berasal dari sektor industri yang berbeda-beda, misal SBAT dari tekstil, KPAS bergerak di industri kapas dan kosmetik, KAYU memiliki diversifikasi bidang usaha di sektor perdagangan, pertanian, pengangkutan dan jasa lainnya.
Sementara untuk BMSR bergerak di sektor perdagangan bahan kimia dan beras. Untuk POLL merupakan emiten pengembang properti anak perusahaan dari Pollux Properties Ltd, adalah pengembang properti di Singapura dengan fokus eksklusif pada pengembangan properti perumahan dan komersial
Daftar Lima Saham Top Losers Sepekan, 12-16 Okt
Nama Perusahaan | Kode | Harga Minggu Lalu | Harga Minggu Ini | Perubahan |
PT Sejahtera Bintang Abadi Tekstil Tbk | SBAT | 134 | 95 | -29.1% |
PT Cottonindo Ariesta Tbk | KPAS | 89 | 64 | -28.1% |
PT Darmi Bersaudara Tbk | KAYU | 82 | 59 | -28.0% |
PT Bintang Semestaraya Tbk | BMSR | 93 | 69 | -25.8% |
PT Pollux Properti Indonesia Tbk | POLL | 7,275 | 5,525 | -24.1% |
Catatan : harga dalam rupiah per unit, Table: Tirta Citradi Source: IDX Statistics
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Sobat Cuan, Cek Dulu Top Gainers & Losers Sepanjang 2020
