Rupiah Labil: Kemarin Terbaik Asia, Hari ini Paling Buncit!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 October 2020 15:48
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/10/2020). Tidak hanya melemah rupiah juga menjadi yang terburuk di Asia hari ini, padahal kemarin menjadi juara.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,24% di Rp 14.695/US$. Sempat berbalik menguat 0,07%, rupiah malah masuk ke zona merah lebih dalam sebesar 0,58% ke Rp 14.745/US$.

Posisi rupiah membaik, di akhir perdagangan berada di level Rp 14.670/US$, melemah 0,07% di pasar spot.

Meski berhasil memperbaiki posisinya, nyatanya rupiah menjadi yang paling buncit dibandingkan mata uang utama Asia hari ini. Hingga pukul 15:11 WIB mayoritas mata uang utama Asia membukukan penguatan. Selain rupiah, hanya peso Filipina yang juga melemah.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Sentimen pelaku pasar sepertinya masih belum bagus terhadap rupiah. Data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 menjadi yang paling dinanti. Resesi memang terlihat sudah pasti, tetapi yang menjadi masih menjadi misteri adalah seberapa dalam kontraksi ekonomi yang dialami.

Dalam Global Economic Outlook edisi Oktober, IMF kini memperkirakan ekonomi dunia pada 2020 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,4%. Membaik dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April lalu yaitu -4,9%.

Tetapi kabar buruknya Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat/AS) itu malah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada Juni lalu, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia terkontraksi 0,3% pada tahun ini. Dalam laporan Oktober, proyeksinya memburuk menjadi kontraksi 1,5%.

"Hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mencatat kontraksi ekonomi tahun ini. Sementara negara seperti India dan Indonesia tengah berjuang untuk membuat pandemi lebih terkendali," tulis laporan IMF.

dolar Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini merilis data ekspor dan impor pada September 2020. Nilai ekspor tercatat US$ 14,01 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 0,51% dibandingkan September 2019.

Nilai impor pada September 2020 tercatat US$ 11,57 miliar atau turun 18,88%. Sehingga neraca dagang di bulan September mengalami surplus US$ 2,44 miliar.

Surplus di bulan September tersebut membuat neraca dagang Indonesia sudah mencetak surplus dalam 5 bulan beruntun, yang dapat mempengaruhi posisi transaksi berjalan (current account) yang sudah mengalami defisit selama nyaris 1 dekade.

BI saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Selasa lalu memperkirakan transaksi berjalan pada kuartal III-2020 bisa mencatatkan surplus. Jika terwujud maka akan menjadi surplus pertama sejak kuartal IV-2011.

"Transaksi berjalan pada kuartal III-2020 diperkirakan akan mencatat surplus. Dipengaruhi oleh perbaikan ekspor dan penyesuaian impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum cukup kuat," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usar Rapat Dewan Gubernur Periode September 2020, Selasa (13/10/2020).

Dengan surplus transaksi berjalan, artinya pasokan devisa cukup besar yang menjadi modal bagi rupiah untuk menguat.

Tetapi, Yang patut digarisbawahi, seandainya transaksi berjalan benar mencatat surplus, itu bukan merupakan sebuah prestasi, tetapi "berkah" di kala pandemi. Seperti yang disebutkan oleh BI, surplus neraca dagang akan membawa transaksi berjalan lepas dari defisit. Ekspor yang membaik karena perekonomian global mulai pulih, tetapi impor masih lemah. Sehingga neraca dagang bisa mencetak surplus.

Sayangnya, impor yang lemah berarti roda perekonomian di dalam negeri masih berjalan lambat, sehingga pemulihan ekonomi Indonesia kemungkinan akan berlangsung lebih lama.

Dengan kondisi tersebut, posisi rupiah sebenarnya kurang menguntungkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular