
Corona di Eropa Melonjak, Bursa Asia Merah! Hang Seng Parah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia kompak ditutup minus pada perdagangan Rabu (14/10/2020) menyusul pesimistis pelaku basar terkait dengan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) dan kabar dari kenaikan kasus corona (Covid-19) di Benua Biru.
Tercatat indeks Nikkei Jepang melemah 0,51%, indeks Hang Seng Hong Kong terperosok dalam 2,06%, Indeks Shanghai China terdepresiasi 0,26%, indeks STI Singapura anjlok 1,25% dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,81%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot dalam, yakni 1,37% di level 5.105,15. Hal ini sekaligus menandakan bahwa reli penguatan IHSG sejak 8 hari berturut-turut telah berakhir.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 25 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini sangat jumbo menyentuh Rp 9,7 triliun. Terpantau 127 saham naik, 296 saham terkoreksi, sisanya 158 stagnan.
Bursa Asia ditutup di zona merah akibat pesimisme pelaku pasar di tengah tarik ulur stimulus fiskal di AS.
Selain itu, lonjakan kasus di Eropa, terutama di Perancis dan Rusia juga turut andil membuat bursa di Benua Kuning ini ditutup melemah.
Dari AS, Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada Rabu mengatakan bahwa kesepakatan stimulus corona sulit dicapai sebelum pilpres karena kubu Demokrat dan Republik masih terbelah mengenai beberapa hal penting di dalamnya.
"Untuk saat ini saya bisa bilang menyepakati sesuatu sebelum pilpres dan melaksanakannya akan sulit. Namun kami akan terus mencoba untuk mengatasi masalah ini," kata Mnuchin dalam acara Milken Institute Global Conference di Washington, seperti dikutip dari Reuters.
Selain itu, keprihatinan seputar Covid-19 juga memperberat sentimen pasar menyusul peningkatan jumlah kasus infeksi di kawasan Eropa.
Jumlah kasus baru di Prancis mencapai 22.591 dalam 24 jam terakhir, melampaui angka sehari sebelumnya sebanyak 10.000 kasus.
Pemerintah Prancis pun mengumumkan status darurat kesehatan pada Rabu setelah jumlah pasien Covid melampaui angka 9.100, sebagaimana dilaporkan Reuters. Status tersebut memungkinkan pejabat setempat mengambil kebijakan ekstra untuk menangani Covid-19.
Sedangkan di Rusia, tambahan pasien baru menembus rekor tertinggi dalam sehari yaitu mencapai 14.231 orang. Perkembangan ini membuat pemerintah Kota Moskow melarang aktivitas belajar-mengajar tatap muka di kelas untuk siswa sekolah menengah.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Rabu menyatakan bahwa warga usia muda kemungkinan tidak akan mendapatkan vaksin hingga tahun 2022, karena warga yang rentan bakal mendapat prioritas terlebih dahulu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
