
Harga Batu Bara Terombang-Ambing, Semua Itu karena China

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai anjlok signifikan dari rentang level tertingginya, harga batu bara mulai menguat lagi. Pada periode 6-13 Oktober 2020, harga batu bara telah anjlok 13,4%.
Pemicu anjloknya harga batu bara belakangan ini adalah beredarnya kabar bahwa China akan memboikot impor batu bara dari Australia. Namun kemarin harga batu bara bangkit dan ditutup melesat 2,8% ke US$ 55,15/ton.
Kabar soal China yang memblokir impor batu bara Australia karena tensi geopolitik bilateral yang tinggi masih penuh dengan kesimpangsiuran. Sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi dari Beijing soal rumor yang beredar itu.
Namun akibat kabar tersebut harga batu bara langsung anjlok dari level tertingginya dan terkapar. Di saat yang sama sebenarnya China sedang menghadapi masalah yang juga tak bisa disepelekan.
Ketatnya pasokan domestik China telah membuat harga batu bara acuannya menguat signifikan. Reuters melaporkan harga batu bara termal Qinhuangdao berkalori 5.500 Kcal/Kg minggu lalu dipatok di RMB 618/ton. Padahal di minggu sebelumnya harga masih di level RM 612/ton.
Artinya harga batu bara domestik China masih terus menguat. Bahkan dengan level saat ini, harga batu bara telah keluar dari 'zona hijau'. Sebagai informasi pemerintah China menetapkan rentang level harga batu bara domestiknya di RMB 500 - RMB 570 per ton. Rentang harga tersebut kemudian dinamai zona hijau.
Zona hijau merepresentasikan rentang harga di mana tidak membuat penambang tertekan kondisi finansialnya dan juga marjin laba perusahaan utilitas tergerus.
Dalam kondisi normal, kenaikan harga batu bara domestik yang tinggi ini akan membuat pelaku pasar, importir dan perusahaan utilitas Negeri Panda beralih ke batu bara impor karena harganya lebih murah.
Saat ini selisih (spread) antara harga batu bara termal Newcastle dan Qinhuangdao masih sangat lebar. Perbedaan harga ini pada akhirnya membuat harga batu bara termal Newcastle ikut terangkat lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Rata-Rata Batu Bara Diproyeksi Lebih Rendah Pada 2020