
Wall Street Dibuka Naik Tipis Menyusul Rilis Variatif Emiten

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (14/10/2020), di tengah rilis kinerja korporasi per kuartal III-2020 yang variatif.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 45,4 poin (+0,2%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 10 menit kemudian surut menjadi 10,1 poin (+0,04%) ke 28.689,92 dan S&P 500 naik 6,9 poin (+0,2%) ke 3.518,86. Nasdaq melonjak 49,5 poin (+0,4%) ke 11.913,36.
Saham Goldman Sachs melompat lebih dari 1% setelah melaporkan kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi. Sebaliknya, Bank of America terkoreksi 2% setelah melaporkan kinerja yang lebih buruk dari perkiraan. Wells Fargo juga turun 1% karena kinerjanya tak sesuai ekspektasi pasar.
Pergerakan yang variatif tersebut terjadi di tengah perubahan arah sentimen. Emiten farmasi Eli Lilly kepada CNBC International menyatakan bahwa uji coba perawatan antibodi bakal ditunda karena alasan tertentu.
Johnson & Johnson pada Senin mengumumkan bahwa pengembangan vaksin anti-corona dihentikan karena ada efek samping yang belum bisa diukur. Hal ini memicu kekhawatiran akan kesuksesan pengembangan vaksin tersebut.
Sepanjang Oktober, Dow Jones terhitung naik 3%, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq menguat lebih dari 4% dan 6%.
"Pasar berharap (dan bertransaksi) pada pemilihan presiden yang mulus, stimulus besar, pandemi berakhir, dan ekonomi tahun depan kembali normal seperti pada 2019," tutur Brad McMillan, Kepala Divisi Investasi Commonwealth Financial Network, pada CNBC International.
Dari Washington, harapan kesepakatan stimulus memudar setelah kedua kubu belum juga mencapai kata sepakat. Gedung Putih baru-baru ini mengajukan proposal paket stimulus senilai US$ 1,8 triliun, yang dinilai "secara signifikan jauh" dari kebutuhan aslinya, menurut Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Memperuncing perbedaan, Ketua Senat Mitch McConnell pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pemungutan suara untuk menyetujui paket stimulus terbatas bulan ini, yang akan "menyasar pekerja Amerika, termasuk pendanaan baru" bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?