Wall Street Dibuka Terperosok ke Jalur Merah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 October 2020 20:59
The Dow Jones Industrial Average is displayed on a screen after the closing bell, over the floor of the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., March 22, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) terpelanting pada pembukaan perdagangan Selasa (13/10/2020), di tengah antisipasi pelaku pasar atas kinerja keuangan emiten dan kabar negosiasi stimulus.

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka turun 61 poin (-0,2%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) tapi 15 menit kemudian kian parah menjadi 112,7 poin (-0,4%) ke 28.724,83. Nasdaq drop 34 poin (-0,3%) ke 11.842,29 dan S&P 500 surut 12,7 poin (-0,4%) ke 3.521,51.

Musim laporan keuangan kuartal III-2020 dimulai pada Selasa diawali emiten kelas kakap seperti JPMorgan Chase, Johnson & Johnson, Citigroup, dan Delta Air Lines. JP Morgan dan Johnson & Johnson melaporkan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi.

Perusahaan pengelola aset Blackrock juga merilis kinerja yang mengalahkan ekspektasi pasar, sehingga harga sahamnya menguat 2,8%. Demikian juga halnya dengan Citigroup.

Namun saham Johnson & Johnson terkoreksi 2% karena kabar penghentian uji coba vaksin karena adanya efek samping yang "tak diketahui." Delta Airlines terkoreksi 1,9% setelah merilis kerugian yang lebih buruk dari perkiraan dan penurunan pendapatan sebesar 75%.

Pada Senin investor memutar kepemilikannya ke saham siklikal dan teknologi setelah muncul kabar terbaru soal paket stimulus. Presiden AS Donald Trump menyerukan Kongres menyetujui paket bantuan pandemi senilai US$ 1,8 miliar setelah paket bernilai lebih besar berakhir buntu.

"Ini sulit dibilang terkait dengan stimulus," ujar Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, kepada CNBC International. Indeks S&P 500 naik lagi mendekati rekor tertingginya didorong saham sektor teknologi, komunikasi, dan konsumer.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 250 poin dan S&P 500 melonjak 1,6% setelah kenaikan saham Apple sebesar 6,4%. Saham teknologi memimpin sehingga indeks Nasdaq meloncat 2,56%.

Saham sektor teknologi masih akan menjadi fokus pada Selasa, karena Apple akan merilis produk iPhone terbarunya yang sempat tertunda karena pandemi, dan akan menyiapkan ponsel pertamanya yang kompatibel dengan teknologi 5G.

Analis Morgan Stanley' Katy Huberty dalam laporan risetnya menyebutkan bahwa ini akan menjadi "perhelatan iPhone paling signifikan dalam beberapa tahun,". Saham Apple pun melanjutkan reli, sebesar 2%, pada sesi pembukaan.

Saham Amazon juga naik, sebesar 1,5% menyusul reli sebesar 4,8% pada Senin. Kenaikan terjadi mengantisipasi ajang Prime Day yang merupakan ajang online shopping terbesar tahunan, menurut NPD, yang melibatkan 57% konsumen e-commerce.

Di sisi lain, saham Disney meroket lebih dari 4% setelah mengumumkan reorganisasi bisnis streaming, dengan membentuk raksasa bisnis media yang terpusat dan fokus pada distribusi konten, penjualan iklan, dan Disney+.

Indeks Harga Konsumen (IHK) September di AS tercatat naik sebesar 0,2%, atau sama persis seperti proyeksi ekonom dalam polling FactSet, didorong kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular