
Tunggu BI, Rupiah Melemah Tipis-tipis Saja

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (13/10/2020). Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) siang ini membuat pelaku pasar mengambil sikap wait and see.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.680/US$. Setelahnya rupiah berbalik melemah hingga 0,37% ke Rp 14.735/US$, sebelum terpangkas dan berada di level Rp 14.700/US$, melemah 0,14% pada pukul 12:00 WIB.
Spekulasi pemangkasan suku bunga BI menjadi salah satu faktor yang menekan rupiah sejak pertengahan tahun lalu.
Fitch Solutions misalnya, memprediksi suku bunga BI di akhir tahun sebesar 3,75%, artinya akan ada pemangkasan sebanyak 1 kali lagi sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun nanti.
Pada pertengahan Juli lalu, BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4%.
Total di tahun ini, BI sudah memangkas suku bunga sebanyak 4 kali dengan total 100 bps. Tidak hanya memangkas suku bunga, BI juga memberikan banyak stimulus moneter, tujuannya, guna memacu perekonomian yang nyungsep.
Penurunan suku bunga oleh BI menjadi salah satu penyebab melempemnya rupiah. Rupiah merupakan mata uang yang mengandalkan yield tinggi untuk menarik minat investor. Kala suku bunga dipangkas, yield tentunya juga akan menurun, sehingga rupiah menjadi kurang menarik.
Melansir data Refinitiv, rupiah mulai dalam tren pelemahan sejak 8 Juni lalu, saat itu rupiah berada di level Rp 13.850/US$, sementara pada hari ini di Rp 13.850/US$, sementara pada hari ini di Rp 14.680/US$. Artinya selama periode tersebut rupiah melemah sekitar 6%.
Meski demikian, untuk saat ini, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 4%.
Apalagi Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam 2 edisi RDG sebelumnya mengindikasikan tidak akan lagi menurunkan suku bunga. Jika itu kembali ditegaskan, rupiah berpeluang kembali menguat, meski efek penuhnya baru akan terlihat besok mengingat perdagangan dalam negeri berakhir pada pukul 15:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
