Singapura Diramal Luka Dalam, Kurs Dolarnya Merosot

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 October 2020 12:47
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah cukup tajam melawan rupiah pada perdagangan Selasa (13/10/2020). Negeri Merlion yang diramal mengalami "luka yang dalam" oleh Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) membuat kurs mata uangnya tertekan.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura pagi ini melemah 0,27% ke Rp 10.784 ,39/SG$ di pasar spot. Kemarin dolar Singapura juga melemah dengan persentase yang sama setelah membukukan penguatan 3 hari beruntun.

Dalam pernyataan yang dikutip Strait Times dari Bloomberg, Direktur Pelaksana MAS, Ravi Menon, mengatakan 20% dari ekonomi negara itu terpukul dan menghadapi "luka yang dalam" akibat pandemi virus corona (Covid-19).

"Sekitar 10% sampai 20% ekonomi menghadapi luka akibat virus," tegas Menon, dalam acara Institute of International Finance, Senin (12/10/2020).


Kementerian Industri dan Perdagangan memperkirakan sepanjang 2020, ekonomi produk domestik bruto (PDB) berkontraksi (tumbuh negatif) sekitar 5% hingga 7% (year-on-year/YoY). 

Di kuartal II-2020 lalu, PDB Singapura mengalami kontraksi 13,2% YoY, yang menjadi kontraksi terdalam sepanjang sejarah Negeri Merlion. Singapura juga resmi mengalami resesi, sebab di kuartal sebelumnya PDB mengalami kontraksi 0,3% YoY.

Pemerintah Singapura telah mengalokasikan sekitar US$ 100 miliar dalam bentuk stimulus untuk meredam pukulan keras bagi bisnis dan menyelamatkan pekerjaan. 

Meski begitu, Menon mengungkapkan bahwa Singapura sebenarnya belum melihat tingkat krisis sepenuhnya. Ia mengatakan lebih banyak pinjaman buruk dan kebangkrutan yang diperkirakan terjadi hingga awal 2021.

Buruknya kinerja ekonomi Singapura terjadi akibat sangat tergantung dengan ekspor. Sumbangan ekspor dalam pembentukan PDB di Singapura lebih dari 100%. Ketika ekspor merosot, maka PDB juga ikut nyungsep.

Pandemi Covid-19 membuat roda perekonomian global melambat sangat signifikan, sehingga permintaan ekspor dari Singapura ikut merosot tajam.
Sepanjang perdagangan dunia belum pulih, maka akan sulit bagi Singapura untuk mencapai pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular