
Wow! Utang Malaysia Segunung, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah negeri jiran atau Malaysia mengakui telah mengantisipasi atas lonjakan utang yang tak terbendung.
Seperti diketahui, defisit APBN Malysia akan melebar 5,8% hingga 6% di tahun ini. Suntikan fiskal yang dilakukan oleh negri jiran tersebut juga tidak main-main besarnya, yakni mencapai 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kami masih fokus pada tanggung jawab fiskal, tentunya. Kami memiliki utang terhadap PDB di sekitar 53% sekarang, akhir tahun sekitar 56%. Namun kami mendapat persetujuan parlemen untuk naik 60%," kata Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz kepada CNBC Internasional dikutip Sabtu (10/10/2020).
Malaysia sebelumnya telah meluncurkan sekitar 305 miliar ringgit/US$ 73,3 miliar (sekitar Rp 1.094 triliun) dalam paket stimulus sepanjang tahun 2020. Ini dilakukan guna membantu menyuntik uang tunai ke perekonomian dan menopangnya.
Lembaga peringkat utang Moodys juga telah memperingatkan Malaysia soal 'ledakan' utang ini. Moody's Investors Service mengatakan beban utang negara Asia Tenggara ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain dengan peringkat sovereign credit A.
Sovereign credit adalah penilaian kelayakan kredit suatu negara. Peringkat 'A' berarti risiko kredit yang rendah.
Meski demikian Zafrul tetap optimis ekonomi negeri itu akan membaik tahun depan. Ekonomi diperdiksi tumbuh sekitar 5,5% hingga 8% d 2021.
Di 2020, Malaysia diperkirakan tumbuh -5,5% hingga -3,5%. Lockdown guna menahan corona menjadi penyebab menurunnya aktivitas ekonomi selain menurunnya ekspor.
Sebelumnya, sebagaimana ditulis The Star, jumlah utang Malaysia meningkat 5 tahun terakhir. Per Agustus 2020 jumlahnya mencapai 1,2 triliun ringgit.
Namun saat itu Menkeu menegaskan negara itu akan membayar cicilan tepat waktu. Ia pun pede negaranya tak akan dilanda kebangkrutan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Utang Malaysia Mau Meledak, Ini Penyebabnya