
Stimulus Diyakini Kian Dekat, Bursa Eropa Naik di Sesi Awal

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada sesi awal perdagangan Jumat (9/10/2020), di tengah aksi investor mengantisipasi kemajuan diskusi stimulus di Amerika Serikat (AS).
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, tumbuh 0,4% pada pembukaan, dengan indeks saham sektor ritel naik 1,1% memimpin reli indeks sektoral lainnya yang kompak melaju ke teritori positif.
Sejam kemudian, reli Stoxx 600 susut menjadi sebesar 1,1 poin (+0,3%) ke 369,45. Indeks DAX Jerman menguat 5,1 poin (+0,04%) ke 13.047,27 dan CAC Prancis tumbuh 19,1 poin (+0,4%) ke 4.931,01. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 26,3 poin (+0,4%) ke 6.004,34.
Reli tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis pagi mengatakan bahwa pihaknya dan Partai Demokrat telah memulai kembali "pembicaraan yang sangat produktif."
Pernyataan tersebut keluar selang 3 hari setelah Trump dalam cuitannya di Twitter memerintahkan penghentian negosiasi mengenai stimulus sampai dengan pemilihan preside (pilpres) pada 3 November.
AS juga mengumumkan sanksi baru terhadap 18 bank Iran untuk menekan sektor keuangan Negeri Mullah tersebut, di tengah makin tingginya eskalasi politik antara Trump dan Biden jelang pilpres.
Bursa Asia bergerak bercampur dengan indeks saham China menguat setelah membuka kembali perdagangan usai libur nasional, sedangkan kontrak berjangka (futures) AS mengindikasikan reli tipis pada pembukaan nanti.
Di Eropa, ekonomi Inggris tumbuh 2,1% pada Agustus (secara bulanan), sebagaimana dilaporkan Kantor Statistik Nasional (Office for National Statistics), atau di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,6%.
Bursa Saham London pada Jumat sepakat menjual bursa saham miliknya yang berbasis di Milan, Italia, yakni Borsa Italiana ke Euronext senilai 4,3 miliar euro (US$ 5 miliar).
Saham Rolls-Royce melesat lebih dari 14% setelah investor bertaruh bahwa kinerja emiten tersebut bakal membaik menyusul stimulus yang dipersiapkan pemerintah AS untuk memacu sektor penerbangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat