Demo Rusuh di Sekitar Istana, Rupiah Perkasa 4 Hari Beruntun!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 October 2020 15:58
Demo Tolak Omnibus Law di Depan Gedung DPR. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Demo Tolak Omnibus Law di Depan Gedung DPR. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Senin lalu disambut baik oleh pelaku pasar dalam dan luar negeri karena dianggap bisa memperbaiki iklim investasi di dalam negeri.

Saat iklim investasi membaik, maka aliran modal akan masuk ke dalam negeri, yang tentunya akan mendongkrak penguatan rupiah.

Namun, di sisi lain UU Cipta Kerja memicu penolakan yang masif. Buruh melakukan demo dan mogok kerja besar dalam 2 hari terakhir, dan masih akan berlanjut pada hari ini.

Aksi demo tersebut sebenarnya membebani rupiah kemarin hingga hari ini, apalagi terjadi kerusuhan di beberapa wilayah.

Bahkan kericuhan mulai pecah di sekitar Istana Negara. Massa yang merangsek maju di sekitar Harmoni, jakarta Pusat di balas dengan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Pantauan CNBC Indonesia Kamis (8/10/2020), massa masih bertahan di depan jalanan sekitar Halte besar TransJakarta atau depan Gedung Kantor Pusat Bank Tabungan Negara.

Massa pendemo juga terus-terusan melempar barikade polisi dengan baru dan sejumlah barang. Sementara itu, polisi anti huru hara menyiapkan barikade lengkap dengan tameng.

Sementara itu kemarin, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir bulan lalu sebesar US$ 135,2 miliar. Anjlok dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 137 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Penurunan cadangan devisa pada September 2020, lanjut keterangan BI, antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sementara pada hari ini, BI melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Agustus 2020 tumbuh negatif 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY), meski membaik dibandingkan Juli 2020 yang terkontraksi 12,3% YoY.

Pada September 2020, BI memperkirakan IPR masih mengalami kontraksi 7,3% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular