Penguatan Dolar AS Semu, Rupiah & Emas Bakal Terus Menguat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 October 2020 18:48
Harga Emas Meroket di Thailand. IAP/Sakchai Lalit)
Foto: Harga Emas Meroket di Thailand. IAP/Sakchai Lalit)

Selain rupiah, emas dunia juga akan diuntungkan jika dolar AS pada akhirnya kembali melemah.

Sebelum bangkit di bulan September, indeks dolar AS berada di level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Buruknya kinerja dolar AS tersebut menjadi salah satu pemicu melesatnya harga emas dunia hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu.
Sejak mencapai level tersebut kinerja emas kembali melempem, saat indeks dolar AS menguat 1,9% di bulan September harga emas dunia merosot 4,28%.

Pergerakan tersebut menujukkan bagaimana dolar AS dan emas dunia berkorelasi negatif, artinya ketika dolar AS melemah emas akan menguat, begitu juga sebaliknya. Sebabnya, emas dunia dibanderol dengan dolar AS, kala the greenback melemah harga emas dunia akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dan permintaannya akan meningkat.

Kemarin harga emas dunia merosot 1,87% ke US$ 1.877,12/troy ons, sebabnya Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meminta perundingan stimulus senilai US$ 2,2 triliun dihentikan hingga pemilihan presiden 3 November mendatang.

"Saya menginstruksikan perwakilan untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan presiden," tulisnya di Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/2020) sore waktu setempat.

Alhasil, harapan akan gelontoran stimulus guna membangkitkan perekonomian AS menjadi pupus, emas pun terpukul. Stimulus fiskal serta stimulus moneter merupakan bahan bakar emas untuk terus menanjak.

Dari sisi stimulus moneter sepertinya sudah mentok, bank sentral AS (The Fed) sudah membabat habis suku bunga menjadi 0,25%, dan melakukan pembelian aset (quantitative easing/QE) dengan nilai tak terbatas, berapa pun akan digelontorkan selama dibutuhkan perekonomian. The Fed juga menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga setidaknya hingga tahun 2023.

Sehingga stimulus fiskal terbaru di AS yang akan dinanti untuk membawa emas kembali melesat naik.

Efek stimulus fiskal dan moneter membuat jumlah dolar AS yang beredar di dunia ini menjadi bertambah, nilainya pun akan melemah. Emas bisa mendapat tenaga dobel, dari stimulus dan pelemahan dolar AS.

Meski saat ini pembahasan stimulus dihentikan, tetapi cepat atau lambat tentunya akan cair juga guna membantu perekonomian AS yang sedang nyungsep.

"Jika ada kesepakatan, stimulus akan berpotensi membangkitkan kembali ekspektasi inflasi ke arah target sasaran bank sentral AS (The Fed), bersama dengan suku bunga bunga rendah the Fed menjadi katalis yang sangat bagus untuk emas" kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, melansir Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular