Omnibus Law Bawa IHSG ke 5.000, tapi Bisa Batal karena Trump

Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 October 2020 08:36
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi kedua Selasa (6/10/20) ditutup hijau 0,82% di level 4.999,2 tapi gagal ditutup di atas level psikologis 5.000.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual sebanyak Rp 202 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 7,1 triliun.

Sentimen perdagangan menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, Presiden AS Donald Trump, Selasa (6/10/2020) menyampaikan untuk mengakhiri negosiasi dengan para pemimpin Demokrat terkait tentang stimulus baru yang akan diberikan.

Hal ini disampaikan beberapa jam setelah Gubernur The Fed Powell menyampaikan pentingnya dukungan dari stimulus fiskal untuk menghindari penurunan ekonomi di tengah fase pemulihan ekonomi yang sedang berjalan rapuh.

Trump mengatakan bahwa dirinya telah memberikan instruksi kepada perwakilannya untuk berhenti bernegosiasi sampai dengan pemilihan presiden selesai. Setelah Trump menang, barulah dia akan mengesahkan RUU Stimulus lanjutan yang akan berfokus terhadap tenaga kerja dan bisnis kecil.

Sementara itu, Powell mengatakan bahwa pemulihan akan lebih kuat dan bergerak lebih cepat apabila kebijakan moneter dan fiscal terus berjalan beriringan untuk menopang dan mendukung perekonomian sampai akhirnya berada di satu titik yang bebas dari masalah. Yang itu artinya, secara kebijakan saat ini sedang pincang sebelah karena tidak ada kebijakan secara fiskal yang mendukung hal tersebut.

Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan dampak positif jangka panjang omnibus law diperkirakan masih menjadi sentimen positif bagi IHSG Rabu ini.

Adapun omnibus law yang dimaksud adalah Omnibus Law Ciptaker yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI Senin 5 Oktober 2020 menjadi Undang-undang resmi.

Artha Sekuritas menyebutkan IHSG diprediksi menguat dengan penguatan terbatas. Investor masih akan mencermati perkembangan kondisi Kesehatan Presiden AS Donald Trump.

Selain itu investor masih akan mencermati rilis data terkait cadangan devisa Indonesia dan FOMC meeting. Pergerakan masih akan dibayangi kecemasan terkait tingginya kasus Covid-19 secara harian dari dalam negeri.

Reliance Sekuritas Indonesia dari segi teknikal menilai IHSG mencoba breakout resistance psikologis di level 5.000 dengan pergerakan gap up pada perdagangan kemarin. Indikator stochastic bergerak dengan momentum bullish mendekati area oversold.

Indikator MACD membentuk pola cross over dengan Histogram yang masuk pada zona positif. Sehingga secara teknikal untuk perdagangan hari ini IHSG masih berpeluang menguat dengan support di 4.950 dan resisten di 5.060.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Sinyal IHSG Menguat, tapi Investor Was-was Kondisi Trump

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular