
Pernah Cuan 647%, Saham Ini Jadi yang Terboncos Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 0,39%, saham-saham domestik penghuni klasemen top losers pekan ini memberikan imbal hasil sampai ada yang minus 30%.
Saham tersebut adalah saham PT Soho Global Health Tbk (SOHO) yang baru melantai di bursa September lalu. Harga penawaran perdana saham SOHO berada di angka Rp 1.820/unit.
Setelah ditransaksikan di bursa, harga saham SOHO terus melesat. Saking tingginya, saham ini masuk radar bursa dan masuk kategori Unusual Market Activity (UMA). Bahkan saham ini sempat disuspensi BEI pada 22 September lalu.
Namun setelah suspensi dibuka sehari setelahnya, harga saham SOHO kembali melesat. Jika dihitung dengan harga IPO sampai di level tertinggi pada 23 September 2020, maka return yang diberikan saham ini mencapai 796%.
Namun di hari tersebut, harga SOHO ditutup ambles. Harga penutupan tertinggi SOHO tercatat di Rp 13.600/unit. Artinya jika seseorang membelinya di harga IPO dan melepasnya di level tersebut tepat sehari sebelum suspensi, keuntungan yang diraup mencapai 647%.
SOHO merupakan perusahaan yang bergerak di sektor farmasi. Perusahaan melalui anak usahanya bergerak di bidang industri dan distribusi atas produk-produk di sektor farmasi dan kesehatan. Merek unggulan perusahaan diantaranya Imboost, Curcuma Plus, Diapet, Fitkom, Curcuma Grup, dan Asthin.
Empat saham lain yang menjadi top losers pekan ini adalah saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang kecil. Di peringkat kedua ada saham PT Sejahtera Bintang Abadi Tekstil Tbk (SBAT).
Harga saham SBAT anjlok 29% sepanjang minggu ini. SBAT bergerak di industri tekstil khususnya dalam bidang pembuatan benang dari bahan daur ulang. Saham SBAT mulai bangkit pada pertengahan Juli dan mencapai level tertingginya dalam enam bulan pada pertengahan September.
Setelah itu harga saham SBAT terus mengalami koreksi sampai pekan ini anjlok nyaris sepertiganya atau 30%.
Kemudian ada saham PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS) yang seperti namanya bergerak di bidang asuransi jiwa syariah. Saham JMAS juga turun 29% setelah bangkit pada minggu kedua September.
Di peringkat keempat ada saham PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR). Perusahaan bergerak di industri produk perikanan, khususnya kepiting yang memiliki 3 (tiga) pabrik di Semarang, Indramayu, dan Makassar.
Perusahaan ini mengekspor produknya ke berbagai importir di Amerika Serikat, Singapura dan Bahrain. Tak hanya itu perusahaan juga menjual produknya di pasar domestik.
Terakhir ada PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) yang ambles 19% dalam sepekan. Kegiatan usaha perusahaan adalah perdagangan dan penyewaan alat berat serta after sales service. Saat ini, HEXA bertindak sebagai distributor alat-alat berat jenis tertentu dan suku cadang dari merek Hitachi, John Deere dan Krupp.
Berikut CNBC Indonesia rangkumkan lima saham top losers sepanjang minggu ini :
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article THR Lewat! Saham Ini Bikin Kaya Raya Pas Libur Lebaran...