
Dolar AS Keok & Trump Positif Covid-19, Emas Terbang Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia mengalami penguatan. Pemicu kenaikan harga emas adalah melemahnya dolar AS terhadap mata uang lain yang tercermin dari posisi indeks dolar.
Pada periode 25 September - 2 Oktober 2020, harga emas dunia di pasar spot menguat 2,08%. Pada saat yang sama indeks dolar terpangkas 0,84% dari posisi tertingginya dalam dua bulan terakhir.
Emas dan dolar AS bergerak berlawanan arah. Emas merupakan salah satu komoditas yang dibanderol dalam mata uang Paman Sam, sehingga penurunan dolar AS akan membuat emas jadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Hal ini bisa mendongkrak minat seseorang untuk membeli logam kuning tersebut.
Melemahnya dolar AS dipicu oleh kabar seputar paket stimulus bantuan Covid-19 di AS yang tampaknya mulai menemukan titik terang setelah cukup lama diwarnai dengan perdebatan.
Emas sebagai salah satu aset safe haven sekaligus lindung nilai (hedging) mendapat berkah dari berbagai stimulus jumbo yang digelontorkan oleh pemerintah dan bank sentral global yang memicu adanya ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.
"Jika ada kesepakatan, stimulus akan berpotensi membangkitkan kembali ekspektasi inflasi ke arah target sasaran Federal Reserves, yang mana dengan penurunan suku bunga acuan oleh the Fed menjadi katalis yang sangat bagus untuk emas" kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, melansir Reuters.
Lebih lanjut Melek mengatakan tembusnya harga emas dari level resisten psikologisnya di US$ 1.900/troy ons dapat membuat harga emas berpotensi naik lebih tinggi lagi. Selain soal stimulus prospek perekonomian ke depan yang masih berisiko dan penuh ketidakpastian juga menguntungkan emas.
"Pendorong utama untuk emas adalah uang untuk investasi dan reaksi terhadap kabar seputar ekonomi, geopolitik dan dolar" kata Davit Govett, Chief Executive dari Govertt Precious Metals kepada Reuters.
"Banyak faktor yang mempengaruhi, tetapi hal tersebut akan menjadi lebih buruk terlebih dahulu sebelum membaik, oleh karena itu emas bakal mendapat untung dan kembali ke level US$ 2.000" pungkasnya, melansir Reuters.
Selain dolar AS yang melemah, sentimen lain yang membuat harga emas pekan ini menguat adalah kabar presiden AS Donald Trump dan istrinya yang positif Covid-19. Mantan taipan properti AS itu dinyatakan positif setelah ajudan pribadinya Hope Hicks positif terjangkit virus berbahaya tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa Covid-19 masih belum bisa dijinakkan dan menjadi risiko yang membayangi perekonomian global ke depan. Prospek masih suram dan penuh ketidakpastian, hal ini berpotensi untuk mendorong harga emas bergerak lebih tinggi lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat
