
Sempat Dibuka Drop Akibat Trump, Koreksi Wall Street Membaik

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) terpelanting pada pembukaan perdagangan Jumat (2/9/2020), menyusul kabar Presiden AS Donald Trump dan istrinya positif terjangkit virus Covid-19.
Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka ambrol 406,75 poin (1,5%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) tapi 20 menit membaik menjadi hanya 171,7 poin (-0,6%) ke 27.645,17. Nasdaq drop 130,7 poin (-1,15%) ke 11.195,81 dan S&P 500 surut 27,9 poin (-0,8%) ke 3.352,94.
Kabar terjangkitnya Trump menambah ketakpastian seputar pemilihan presiden (pilpres) AS. Saham-saham yang terkait dengan pembukaan kembali ekonomi jatuh di sesi pra-pembukaan karena kabar tersebut mengirim sinyal jelas bahwa siapapun bisa terpapar virus corona.
Ketika figur kepala negara terjangkit, muncul kekhawatiran bahwa pemerintah akan bertindak lebih agresif untuk mencegah penyebaran virus tersebut di masyarakat dengan memberlakukan protokol kesehatan ketat, yang berdampak pada menurunnya geliat ekonomi.
"Ini benar-benar membawa kita pada realitas yang gamblang bahwa kita berpotensi menuju... gelombang kedua," ujar Jeff Henriksen, CEO Thorpe Abbotts Capital, kepada CNBC International.
Wakil Presiden Mike Pence dan istrinya Karen Pence telah melakukan tes dan hasilnya negatif, demikian diumumkan juru bicara Pence pada Jumat. Menteri Keuangan Steven Mnuchin juga telah melakukan tes, dan hasilnya negatif.
Harga saham maskapai penerbangan dan kapal pesiar anjlok. American Airlines dan United Airlines kompak turun lebih dari 4%, sedangkan Carnival Cruise dan Norwegian Cruise ambruk sekitar 5%.
Saham sektor teknologi juga melemah dengan saham Apple, Amazon, Microsoft dan Facebook kehilangan setidaknya 2%. Koreksi terjadi karena kekhawatiran bahwa skenario kemenangan Joe Biden dalam pilpres bakal berujung pada kenaikan pajak korporasi untuk mereka.
Kabar buruk juga datang dari sektor tenaga kerja, di mana slip gaji hanya bertambah 661.000 pada September, menurut Departemen Tenaga Kerja. Ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan angkanya bakal berkisar 800.000. Angka pengangguran di level 7,9% pekan lalu.
Perkembangan seputar stimulus juga belum memuaskan. DPR AS memuluskan paket stimulus senilai US$ 2,2 triliun pada Kamis malam, tetapi ditolak Partai Republik. Ketua DPR Nancy Pelosi dan Mnuchin pun sepakat melanjutkan pembahasan dua belah pihak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?