Jos! Batu Bara Masih Terus Reli, Obat Kuatnya dari China

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 October 2020 11:47
Ist
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang ramai diperdagangkan masih melanjutkan reli tak terbendungnya. Hal ini juga ikut mengerek harga batu bara lain termasuk harga batu bara acuan (HBA) Tanah Air. 

Pada perdagangan kemarin Kamis (1/10/2020), harga batu bara ditutup menguat 0,73% ke US$ 62,3/ton. Ini menjadi harga kontrak tertinggi dalam lima bulan terakhir, tepatnya sejak 6 April 2020 silam.

HBA RI bulan Oktober pun ikut terkerek naik 3,2% menjadi US$ 51 per ton dari HBA pada September 2020 yang sebesar US$ 49,42 per ton. HBA sendiri diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900 pada bulan sebelumnya.

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi kenaikan HBA Oktober ini dipicu oleh sinyal positif dari industri China maupun Jepang yang mulai bangkit.

"Sinyalemen positif industri yang mulai bangkit di Tiongkok dan Jepang mengerek kenaikan HBA Oktober 2020. Permintaan batubara dari Tiongkok meningkat karena harga batu bara domestik Tiongkok lebih tinggi daripada harga batubara impor," ujar Agung dalam keterangan resmi Kementerian pada Kamis (01/10/2020).

Ketatnya pasokan batu bara China membuat harga batu legam tersebut melonjak tinggi. Pada pekan terakhir bulan September harga batu bara termalberkalori 5.500Kcal/KgQinhuangdao dipatok sebesar RMB 599/ton atau US$ 87,91/ton.

Harga tersebut sudah berada di atas green zone yang merupakan target harga informal yang dipatok oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu. Rentang harga tersebut merupakan level di mana perusahaan tambang dan utilitas masih bisa menjaga margin atau labanya.

Namun harga yang sudah terlampau sangat tinggi ini membuat minat impor batu bara lintas laut (seaborne) menjadi meningkat karena harganya lebih murah. Bayangkan saja untuk harga batu bara termal Newcastle spot pada Jumat pekan lalu (25/9/2020) dipatok di US$ 52,8/ton untuk kalori Kcal/Kg.

Hal ini juga yang membuat beredar isu bahwa China akan kembali melonggarkan kuota impornya. Tentu ini berdampak positif bagi harga batu bara yang sudah tertekan lama. Potensi kenaikan permintaan dan selisih (spread) yang terlampau lebar turut mengerek harga batu bara lintas laut.

Sentimen bullish juga muncul dari India. Reuters melaporkan kenaikan aktivitas industri terutama di wilayah Barat India membuat output pembangkit listrik berbahan bakar batu bara India meningkat 9,4% pada paruh pertama bulan September.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Rata-Rata Batu Bara Diproyeksi Lebih Rendah Pada 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular