Dow Jones Dibuka Loncat 182 Poin Didorong Ekspektasi Stimulus

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 October 2020 20:45
Trader Gregory Rowe, right, works on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Dec. 11, 2019. Stocks are opening mixed on Wall Street following news reports that US President Donald Trump might delay a tariff hike on Chinese goods set to go into effect this weekend. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka naik pada perdagangan Kamis (1/9/2020), menyusul ekspektasi bahwa stimulus fiskal bakal segera diteken di Kongres untuk mengatasi dampak pandemi.

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka naik 182 poin (0,7%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 10 menit bertambah menjadi 213,1 poin (+0,8%) ke 27.994,77. Nasdaq tumbuh 127,1 poin (+1,14%) ke 11.294,58 dan S&P 500 naik 28,75 poin (+0,85%) ke 3.391,75.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows kepada reporter mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump telah membuka opsi kenaikan nilai stimulus di atas US$ 1,5 triliun. Menolak bicara detil, dia menegaskan bahwa nilai di atas US$ 2 triliun akan jadi "problem yang nyata."

Meadows mengatakan bahwa paket tersebut meliputi proposal terbaru yang memasukkan stimulus senilai US$ 20 miliar untuk maskapai, guna memberikan nafas untuk terus beroperasi selama 6 bulan tanpa melakukan pemecatan karyawan.

"Kita selalu menjaga nyala harapan, terutama karena kami terus mempercayai bahwa ada dukungan mayoritas untuk paket dengan nilai berkisar US$ 1,5 triliun-US$ 2 triliun," tutur Ed Mills pengelola firma Raymond James, sebagaimana dikutip CNBC International.

Sebelumnya, House of Representatives menunda pemungutan suara atas paket stimulus senilai U$ 2,2 triliun pada Rabu malam, setelah Ketua Kongres Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin gagal mencapai kesepakatan tapi sepakat melanjutkan negosiasi.

Bank sentral AS (Federal Reserve) kemarin juga mengatakan akan memperpanjang pelarangan pembagian dividen dan pembelian kembali saham (buyback) bank-bank besar hingga kuartal IV-2020. Akibatnya, saham bank pun melemah.

Pada September, Dow Jones anjlok nyaris 2,3%, S&P 500 ambles 3,9% dan Nasdaq rontok 5,2%. "Karena kegagalan kesepakatan di Kongres, keraguan pun bertambah mengenai peluang adanya kesepakatan yang bisa diraih sebelum pemilihan presiden pada 3 November," tutur Kepala Pasar Saham Aviva Investors Susan Schmidt pada CNBC International.

Perkembangan positif juga datang dari penanganan pandemi, di mana perusahaan farmasi Regeneron mengumumkan bahwa obatnya, berkode REGN-COV2, bisa mengurangi tingkat viralitas virus corona dan memperbaiki kondisi. Produsen obat Moderna menyatakan vaksin miliknya terindikasi efektif untuk orang dewasa, tapi belum akan siap pada 3 November.

Investor juga menyambut positif rilis klaim pengangguran baru yang mencapai 837.000 pekan lalu, atau lebih mendingan ketimbang proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angkanya bakal mencapai 850.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular