Belum Puas, IHSG Sesi 2 Mau Terbang Lagi !

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham nasional ditutup menguat pada sesi pertama Kamis (1/10/2020), melanjutkan tren penguatan pada pagi berkat sentimen positif dari bursa global dan domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1% (49 poin) ke 4.919,111 setelah pada pagi dibuka naik 0,6% pada level 4.899,64.
Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor mencetak beli bersih (net buy) meski tipis, yakni senilai Rp 55,1 miliar. Nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,3 triliun.
Penguatan bursa nasional memang terbawa sentimen positif global di mana Amerika Serikat (ASI dikabarkan kian dekat mencapai kesepakatan stimulus. Jika stimulus dicairkan, maka ekonomi Negara Adidaya tersebut berpeluang lebih besar untuk bertahan di tengah pandemi.
"Saya bilang kita akan mencoba lagi lebih serius untuk menyelesaikan ini dan saya pikir ada harapan bahwa kita bisa menuntaskannya... ada alasan untuk berkompromi di sini," ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam forum yang digelar CNBC International.
Perkembangan positif juga datang dari penanganan pandemi, di mana perusahaan farmasi Regeneron mengumumkan bahwa obatnya yang bernama REGN-COV2 bisa mengurangi tingkat viralitas virus corona dan memperbaiki kondisi.
Dari dalam negeri data kurang enak datang dari rilis data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukkan pada September terjadi deflasi sebesar 0,05% yang artinya selama kuartal ketiga tahun 2020, Indonesia terus-terusan mengalami deflasi yang mengindikasikan adanya masalah daya beli masyarakat.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot, dengan BB yang menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terparesiasi.
Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.952. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.901.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 57, yang menunjukkan belum adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jualakan tetapi pergerakan RSI terkonsolidasi naik setelah menyentuh level jenuh jual sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
