40 Ekonom & Analis Pangkas Prospek Harga Minyak, Ada Apa nih?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 October 2020 10:16
Truk pengangkut truk melewati sumur minyak di Fort Berthold Indian Reservation di North Dakota, A.S., 1 November 2014. REUTERS / Andrew Cullen / File Photo
Foto: REUTERS/Andrew Cullen

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif ditransaksikan bergerak berlawanan arah hari ini, Kamis (1/10/2020). Harga minyak Brent menguat sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) turun tipis.

Pada 09.30 WIB, harga minyak berjangka acuan internasional Brent naik 3,35% ke US$ 42,32/barel. Sementara minyak berjangka patokan Paman Sam WTI turun 0,1% ke US$ 40,18/barel.

Kabar baik datang dari pembicaraan antara Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi seputar paket stimulus ekonomi bantuan Covid-19 senilai US$ 2,2 triliun.

Mnuchin mengatakan ada banyak progress yang sudah ditorehkan terkait rancangan undang-undang tersebut, tetapi juga masih banyak pekerjaan yang dilakukan. RUU tersebut kabarnya bakal di-voting Kamis pekan ini waktu AS. 

Jika sah, maka hal ini diharapkan mampu mendongkrak daya beli masyarakat AS sehingga roda perekonomian bisa berputar kembali dan permintaan terhadap bahan bakar membaik. 

Semalam EIA melaporkan stok minyak mentah AS pekan lalu turun 1,98 juta barel. Angka ini berbeda dengan estimasi para analis yang justru memperkirakan bakal naik 1,6 juta barel.

Stok minyak distilat AS pekan lalu juga turun 3,2 juta barel jauh lebih dalam dari konsensus pasar yang memprediksi bakal turun 0,92 juta barel. Sementara itu stok bensin AS justru naik 0,68 juta barel minggu lalu.

Kekhawatiran terhadap permintaan tetap ada. Kekhawatiran berkembang di New York. Kasus infeksi Covid-19 di wilayah tersebut terus meningkat. Pandemi telah menginfeksi lebih dari 7,2 juta dan menewaskan lebih dari 206.000 orang di Amerika Serikat.

Meningkatnya pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga membebani pasar, dengan peningkatan produksi sebesar 160.000 barel per hari (bpd) pada September dari Agustus karena dibukanya kembali blokade ladang minyak Libya dan ekspor Iran yang naik. 

Riset ANZ mencatat Rusia meningkatkan produksi di luar kuota yang sudah ditetapkan oleh OPEC dan sekutunya yang disebut OPEC+.

"Meningkatkan pasokan dari OPEC+ akan mempertaruhkan upaya penyeimbangan kembali karena pasar masih bergulat dengan permintaan yang lemah," kata ANZ Research.

Dalam survei Reuters, 40 analis dan ekonom sekarang melihat permintaan global menyusut 8 juta-9,8 juta bpd tahun ini, relatif membaik dibandingkan konsensus 8 juta-10 juta bpd bulan lalu.

Namun mereka memangkas prospek harga minyak tahun ini, dengan rata-rata perkiraan untuk patokan minyak mentah Brent di US$ 42,48 per barel untuk tahun 2020 turun dari perkiraan rata-rata US$ 42,75 bulan lalu.

Prospek harga minyak mentah A.S. 2020 berada di US$ 38,70 per barel versus US$ 38,82 yang diperkirakan pada bulan Agustus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Turut Terguncang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular