Bursa Eropa Berbalik Melemah pada Sesi Awal Perdagangan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 September 2020 14:57
The German share price index, DAX board, is seen at the stock exchange in Frankfurt, Germany, March 19, 2018.    REUTERS/Staff/Remote
Foto: REUTERS/Staff/Remote

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa berbalik tertekan pada sesi awal perdagangan Selasa (29/9/2020), menyusul kekhawatiran mengenai karantina wilayah (lockdown) di beberapa negara Benua Biru.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa tertekan 0,6% pada pembukaan, dengan indeks saham sektor perjalanan dan pariwisata drop 1,8% memimpin koreksi yang menimpa seluruh indeks sektoral.

Sejam kemudian, Stoxx 600 masih melemah sebesar 1,45 poin (-0,4%) ke 361,94. Indeks DAX Jerman turun 79,5 poin (-0,6%) ke 12.791,36 dan CAC Prancis surut 17,6 poin (-0,4%) ke 4.825,68. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris drop 24 poin (-0,4%) ke 5.903,88.

Saat ini, bursa Asia cenderung bergerak variatif dengan penguatan di bursa China dan Korea Selatan dan koreksi di bursa Hong Kong dan Australia. Di Amerika Serikat (AS), kontrak berjangka indeks saham tercatat melemah tipis.

Para investor memantau debat pertama antara Presiden AS Donald Trump dan penantangya dari Partai Demokrat Joe Biden. Pelaku pasar juga berhati-hati memantau perkembangan virus corona di seluruh dunia, setelah angka kematian menembus 1 juta, dengan lebih dari 33 juta orang terkonfirmasi mengidap penyakit berbahaya tersebut.

Investor juga memantau kemajuan pembahasan stimulus di Kongres AS yang jika disetujui bakal memicu ekspektasi ekonomi bakal bertahan positif. Sebaliknya, jika kembali tertunda, bakal berujung pada koreksi bursa.

Partai Demokrat telah menurunkan nilai paket stimulus yang diajukannya menjadi US$ 2,2 triliun dari sebelumnya US$ 2,4 triliun. Paket itu termasuk bantuan terhadap pengangguran, subsidi langsung kepada rumah tangga, bisnis kecil, dan pinjaman terhadap sektor penerbangan yang terpukul parah oleh corona (Covid-19).

Di Eropa, pelaku pasar memantau perkembangan negosiasi antara Inggris dan Un Eropa terkait rencana mereka untuk berpisah (Brexit). Mereka juga memantau sentimen ekonomi zona euro dan indeks keyakinan konsumen Benua Biru.

Dari korporasi, kabar buruk dating dari LVMH yang membatalkan rencana akuisisi senilai US$ 16 miliar atas Tiffany, setelah pemilik merek Louis Vuitton tersebut balik menuntut perusahaan perhiasan tersebut atas tuduhan bahwa kebijakan perseroan di era pandemi membuat kesepakatan awal akuisisi berantakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular