Saham Farmasi Tiba-tiba Ambles, Ada Apa Ini?

Tri Putra, CNBC Indonesia
29 September 2020 14:22
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham dua anak usaha Bio Farma, PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan saham-saham farmasi lainnya kembali bergerak liar pada perdagangan pagi hari ini (29/9/20).

Kenaikan ini setelah kabar dari media China CGTV yang mengklaim sepihak bahwa kandidat vaksin corona Sinovac telah lolos uji coba WHO dan siap edar awal tahun depan.

Harga saham INAF terkoreksi 2,27% setelah pagi tadi berhasil melesat tinggi 7,14% ke level tertingginya Rp 3.300/unit sedangkan saham KAEF juga senasib anjlok 2,29% setelah pagi tadi dibuka terbang 5,88% di level tertingginya Rp 3.240/unit.

Porsi kepemilikan saham PT Bio Farma di saham KAEF sebesar 90,03% dan sisanya 9,97% publik, sedangkan kepemilikan PT Bio Farma di saham INAF adalah sebesar 80,68%, 13,91% dimiliki oleh PT Asabri (Persero), sisanya 5,4% dimiliki oleh publik.

Hanya saham farmasi berkapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang berhasil naik 1,64% di angka Rp 1.550/unit karena pada perdagangan hari sebelumnya pergerakan KLBF tidaklah seliar KAEF dan INAF.

Pertanyaan yang muncul setelah melihat gerak liar saham farmasi terutama KAEF dan INAF tentunya apa yang harus dilakukan investor.

Tentunya hal ini berbeda-beda tergantung tipe investor. Apabila anda adalah investor fundamental yang berorientasi jangka panjang maka saham-saham KAEF dan INAF perlu dihindari sebab kenaikanya sudah tergolong tidak wajar yang menyebabkan valuasi harga saham KAEF dan INAF sudah tergolong mahal.

Catat saja valuasi PER yakni rasio harga pasar dengan pendapatan perusahaan KAEF berada di angka 169 kali bahkan INAF masih belum mampu membukukan laba bersih pada tahun 2020 ini. PER baisanya tergolong mahal apabila berada di atas angka 20 kali.

Akan tetapi apabila anda merupakan trader alias investor yag suka membeli dan menjual sahamnya dalam hari yang sama (day trade) tentunyaduo Bio Farma ini masih menarik untuk dilirik karena momentum pergerakan liar saham secara harian kedua saham ini apabila dimanfaatkan dengan baik dapat mendulang cuan ke kantor para trader.

Tentunya trading di saham anak usaha Bio Farma ini perlu dilakukan dengan kejelian dan kehati-hatian serta strategi take profit dan cutloss yang baik karena biasanya ketika anjlok saham ini sering turun ke level ARB selama berberapa hari berturut-turut.

Sentimen kuat bagi saham-saham farmasi berberapa hari terakhir ialah berita soal media China yang mengklaim WHO sudah menyetujui vaksin buatan negara itu.

Bahkan, media resmi negara itu CGTV memuat headline "Vaksin Covid-19 China terbukti berhasil dalam uji coba klinis: WHO".

Media itu mengambil potongan pernyataan konferensi pers dari seorang petinggi WHO Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO.

Dalam laporan media itu Swaminathan dikutip mengatakan bahwa WHO akan membantu mendistribusikan vaksin.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bekerja untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin Covid-19 secara global, percaya bahwa ini adalah cara tercepat untuk mengakhiri pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi global." kata Swaminathan, sebagaimana dilaporkan CGTV, Rabu (23/9/2020).

"Vaksin China dapat membantu mewujudkan tujuan itu dalam waktu dekat karena beberapa vaksin telah terbukti berhasil dalam uji klinis."

Sementara itu, dari cuplikan video yang dimuat di media itu, Swaminathan dikutip menyatakan bahwa China memiliki sejumlah vaksin corona yang terbukti sukses dalam uji klinis.

"Mereka juga memiliki program pengembangan vaksin yang sangat aktif dan beberapa kandidat vaksin mereka sedang dalam tahap uji klinis lanjutan. Inilah yang menarik bagi kami.

"Kami mengikuti mereka dengan sangat cermat. Beberapa dari kandidat [vaksin] mereka benar-benar terbukti berhasil dalam uji klinis yang sedang berlangsung." katanya dalam video berdurasi 22 detik itu.

Tim CNBC Indonesia telah menghubungi WHO terkait hal ini, namun belum mendapat respons.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular