
Kehabisan Bensin, Sesi II IHSG Berpotensi Tertahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik mengakhiri sesi pertama Selasa (29/9/20) di zona hijau, didorong oleh sentimen penguatan (bullish) dari bursa utama dunia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan dibuka hijau 0,46% di angka 4.929,33 dan terus bertahan hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini. IHSG tercatat berakhir menguat 0,4% atau 19,8 poin ke 4.926,367.
Namun, investor asing yang pada pagi mencetak beli bersih (net buy) Rp 15 miliar di pasar reguler justru berbalik menjadi jual bersih (net sell) senilai Rp 166,1 miliar. Nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,6 triliun, melibatkan 6,8 miliar saham yang berpindah tangan 360.668 kali.
Kenaikan terjadi setelah Wall Street menghijau menyusul harapan bahwa Kongres Amerika Serikat (AS) bakal menyetujui stimulus yang memicu ekspektasi ekonomi bakal bertahan positif.
"Kita dapat menyelesaikan hal ini," ujar Pelosi kepada MSNBC, mengacu pada rencana Partai Demokrat untuk menerbitkan paket stimulus senilai US$ 2,4 triliun. Paket tersebut termasuk bantuan terhadap pengangguran, subsidi langsung kepada rumah tangga, bisnis kecil, dan kredit terhadap sektor penerbangan yang terpukul parah oleh Covid-19
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas, dengan BB yang cenderung menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.
Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.958. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.911.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 50, yang menunjukkan belum adanya indikator jenuh jual maupun jenuh beli atau netral.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau bergerak menyamping. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang masih berada di angka netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000