
Punya Lahan 2,4 Juta Hektar, Begini Nasib Bisnis Perhutani

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Perhutani saat ini memiliki lahan seluas 2,4 juta hektar di seluruh wilayah Indonesia untuk digarap hasil hutannya mulai dari dari kayu hingga getah (terpentin) yang dijadikan sebagai komoditas. Namun sayangnya dari luas lahan tersebut, perusahaan hanya bisa menggarap 900 ribu hektar saja.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan setiap tahunnya perusahaan melakukan evaluasi lahan tersebut yang dibagi dalam empat zonasi utama dimana kawasan yang benar-benar bisa dieksploitasi secara rutin hanya seluas 672 ribu hektar saja. Selebihnya lahan ini telah dibagi dalam kelompoknya.
"Dari 2,4 juta itu kami melakukan evaluasi potensi setiap tahun untuk memetakan 2,4 juta hektar tersebut. Jadi kita punya empat zonasi," kata Wahyu dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (28/9/2020).
Dia menjelaskan, zona tersebut antara lain zona ekologi yang merupakan kawasan perlindungan yakni ada hutan lindung seluas 932 ribu hektar. Zona produksi yang saat ini dieksploitasi seluas 672 ribu hektar.
Selanjutnya ada zona konflik tenurial 101 ribu ha, zona ini merupakan lahan milik perusahaan yang diambil oleh pihak lain, bahkan ada bangunan di atasnya yang bukan milik Perhutani. Terakhir ada zona adaptif seluas 728 ribu hektar.
"Jadi kira-kira yang kita eksploitasi hanya 900 ribu hektar," imbuhnya.
Kerja Sama Pengelolaan Lahan dengan PTPN
Wahyu mengungkapkan saat ini perusahaan tengah berkomunikasi dengan PTPN untuk kerja sama pengelolaan lahan. Rencananya, PTPN akan menggunakan lahan untuk menanam tebu yang jumlahnya kekurangannya mencapai 38 ribu hektar di Jawa Timur.
"Jadi kami didorong Kementerian BUMN untuk bersinergi dengan PTPN Grup," jelas dia.
Beberapa waktu lalu disebutkan bahwa holding perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) tengah berupaya untuk memperbaiki kinerjanya. Upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan mengurangi komoditas fokus dari sebelumnya enam komoditas menjadi hanya dua komoditas utama saja. Komoditas yang digarap PTPN selama ini sawit, tebu, karet, teh kopi dan kakao, dan akan difokuskan menjadi tebu dan kelapa sawit.
Untuk itu perusahaan akan melakukan konversi lahan seluas 70 ribu-80 ribu hektare lahan milik perusahaan dan anak usahanya untuk ditanami dua komoditas ini. Konversi lahan ini juga akan dilakukan dengan bekerja sama dengan Perum Perhutani untuk menggunakan lahannya seluas 60 ribu-70 hektar.
Ditambah dengan lahan rakyat seluas 116 ribu hektare, diperkirakan untuk pengembangan komoditas tebu ini akan tersedia sebanyak 300 ribu hektare captive lahan.
Sehingga targetnya ke depan perusahaan dapat memasok gula untuk kebutuhan konsumsi di dalam negeri sebanyak 2 juta ton gula kristal putih (GKP).
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Minta PTPN Cs Lebih 'Galak' Soal Ketahanan Pangan