Bursa Utama Asia Hijau, Bursa Saham RI Drop Paling Parah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 September 2020 16:47
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada penutupan Senin (28/9/2020) ditutup bervariasi, mayoritas di zona hijau. Namun, untuk indeks Shanghai di China dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini.

Tercatat, indeks Nikkei Jepang melonjak 1,32% Hang Seng Hong Kong menguat 1,04%, indeks Shanghai di China turun tipis 0,06%, STI Singapura terapresiasi 0,45% dan KOSPI Korea Selatan yang terpantau terbang 1,43%.

Sedangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup melemah 0,79% di level 4.906,55.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 673 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 6,3 triliun.

Dari Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) saat ini mencatatkan kenaikan kasus harian jelang debat pertama antara Presiden AS Donald Trump dengan penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Ini akan memanaskan situasi politik AS yang sedang hangat akibat perebutan posisi Ketua Mahkamah Agung.

Di Eropa, pejabat Bank of England Silvana Tenreyro dalam wawancara dengan media setempat mengatakan bahwa investigasi bank sentral tersebut atas efektivitas suku bunga negatif dalam membantu pemulihan ekonomi Inggris menunjukkan hasil yang "memuaskan".

Di sisi lain, pelaku pasar mulai ragu bahwa ketersediaan vaksin mampu mengatasi persoalan pandemi ini dalam waktu singkat.

Pandangan skeptis ilmuwan soal vaksin diutarakan oleh Malik Eiris dan Gabriel M Leung dari School of Public Health The University of Hong Kong dalam laporan di jurnal Lancet, mereka mengatakan bahwa hidup normal kembali merupakan asumsi yang mirip ilusi.

Dia mempertanyakan efektivitas vaksin tersebut dalam membangun antibodi secara masal. Laporan terpisah juga menyebutkan risiko Antibody Dependent Enhancement (ADE) yang memungkinkan virus Covid-19 justru lebih kebal akibat terkena antibodi yang kurang efektif.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street 'Girang', Bursa Asia Hijau! Shanghai Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular