Top! Rupiah Perkasa di Hadapan Seluruh Mata Uang Eropa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 September 2020 15:40
Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari bank BJB yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) boleh melemah pada pekan ini. Namun di hadapan mata uang Asia dan Eropa, kinerja rupiah ternyata tidak jelek, bahkan lumayan oke.

Sepanjang pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,78%. Seperti halnya rupiah, mata uang utama Benua Kuning pun tidak berdaya di hadapan greenback.

Bagaimana performa rupiah saat berhadapan satu lawan dengan mata uang Asia? Not bad.

Dari 10 mata uang utama Asia, rupiah menguat terhadap enam di antaranya. Rupiah hanya tidak bisa menaklukkan dolar Hong Kong, peso Filipina, rupee India, dan won Korea Selatan.

Kalau di Asia hasilnya masih mixed, lain dengan di Eropa. Rupiah berhasil menekuk tiga mata uang utama Benua Biru. Euro, poundsterling Inggris, dan franc Swiss tidak berdaya di hadapan mata uang Tanah Air.

Rupiah berhasil memanfaatkan situasi Eropa yang kurang menguntungkan. Pekan ini, pelaku pasar 'menghukum' pasar keuangan Eropa karena perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mengkhawatirkan.

Per 26 September pukul 14:15 CEST (19:15 WIB), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di Eropa sebanyak 5.608.280 orang. Eropa jadi kawasan dengan kasus corona terbanyak ketiga setelah Benua Amerika dan Asia Selatan-Timur.

coronaWHO

Lonjakan kasus corona membuat pemerintahan di sejumlah negara kembali mengetatkan pembatasan sosial. meski dalam lingkup yang lebih kecil dibandingkan beberapa bulan lalu. Madrid, ibu kota Spanyol, membatasi aktivitas masyarakat di sejumlah distrik yang mencatatkan kenaikan jumlah pasien signifikan.

"Akses ke taman akan ditutup, dan tidak boleh berkumpul lebih dari enam orang. Kita masih menghindari penerapan karantina wilayah (lockdown) agar tidak menyebabkan bencana ekonomi," kata Isabel Diaz-Ayuso, Presiden Wilayah Madrid, seperti dikutip dari Reuters.

Di Prancis, Kota Nice mulai melarang warga berkumpul lebih dari 10 orang pada pekan ini. Sebelumnya, Kota Marseille dan Bordeaux menerapkan kebijakan serupa.

Sementara di Denmark, Perdana Menteri Mette Frederiksen membatasi perkumpulan massa dari awalnya 100 orang menjadi maksimal 50 orang. Restoran dan bar di negara asal kelompok musik Michael Learns to Rock itu wajib tutup lebih awal.

Lalu di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan kebijakan pembatasan sosial yang lebih ketat. Selama enam bulan ke depan, Johnson memerintahkan bar dan restoran tutup lebih awal, tidak boleh melayani makan-minum di tempat. Warga sebisa mungkin bekerja dari rumah. Warga yang terpaksa keluar rumah wajib memakai masker, pelanggar akan dikenakan denda GBP 200 (Rp 3,8 juta).

Kemudian acara resepsi pernikahan hanya boleh dihadiri oleh maksimal 15 orang. Pertandingan olahraga yang dilangsungkan di tempat tertutup wajib mematuhi aturan rule of six (larangan berkumpul lebih dari enam orang). Terakhir, rencana untuk mengizinkan penonton datang ke stadion ditunda.

"Optimisme dunia usaha akan tergantung apakah infeksi virus corona bisa diturunkan, yang sepertinya jauh dari kata terjamin dalam beberapa bulan ke depan. Dikhawatirkan ini akan terbawa ke kuartal IV-2020 sehingga membuat ekonomi kembali tergelincir ke jurang resesi," kata Chris Williamson, Chief Business Economist IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.

Perkembangan ini membuat investor menjauh dari pasar keuangan Eropa. Arus modal yang meninggalkan Eropa mampir pula ke Indonesia. Ini yang membuat rupiah mampu menguat di hadapan euro, poundsterling, sampai franc.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular