
Sambut Happy Weekend, Bursa Asia Ijo Royo-royo Gaes!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada pembukaan Jumat (25/9/2020) dibuka cerah bergairah setelah selama 4 hari berturut-turut mengalami pelemahan.
Tercatat indeks Nikkei Jepang pada pagi hari ini dibuka menguat 0,55%, indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,49%, Shanghai di China naik 0,42%, indeks STI Singapura terapresiasi 0,27% dan KOSPI Korea Selatan yang melesat 0,99%.
Bursa saham Asia akhirnya dibuka menghijau pada pagi hari ini mengikuti bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang akhirnya menguat pada penutupan Kamis (24/9/2020), walaupun kenaikannya cenderung tipis.
Tercatat, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 52,31 poin atau naik 0,2% menjadi 26.815,44. S&P 500 naik 0,3% menjadi 3.246,59 dan Nasdaq Composite naik 0,4% menjadi 10.672,27.
Harga saham bergerak ragu-ragu karena sentimen pasar dibayangi banyak hal. Menurut CNBC International, investor cukup terpengaruh oleh rilis angka tunjangan pengangguran AS yang lebih buruk dari perkiraan.
Klaim pertama untuk tunjangan pengangguran negara bagian tercatat sebanyak 870.000 untuk pekan yang berakhir 19 September. Itu lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones yang sebanyak 850.000 klaim.
Sementara itu, klaim yang berkelanjutan, termasuk mereka yang telah menerima tunjangan pengangguran setidaknya selama dua minggu berturut-turut, sedikit menurun tetapi masih lebih tinggi dari perkiraan.
"Klaim, bisa diperdebatkan sebagai titik data frekuensi tinggi yang paling penting saat ini, meleset dari ekspektasi dan naik minggu demi minggu," kata ahli strategi Evercore ISI Dennis DeBusschere, dalam sebuah catatan Kamis.
"Dengan Fed (The Federal Reserve) mengurangi kredibilitasnya sendiri dengan terus menekankan ketidakefektifan kebijakan moneter dan memohon dukungan fiskal, data yang lebih lemah akan berdampak besar pada aset berisiko. Terutama jika jurang fiskal mulai menggigit, yang menurut beberapa indikator mungkin dimulai."
Di sisi lain, kabar baik juga bermunculan, mendorong harga saham. Salah satunya adalah data dari Biro Sensus yang menunjukkan bahwa penjualan rumah baru di AS mencapai lebih dari 1 juta pada bulan Agustus. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan hanya sebesar 898.000.
"Orang-orang semakin khawatir tentang pemulihan ekonomi seperti apa yang akan kita dapatkan dalam beberapa bulan mendatang," kata Megan Horneman, direktur strategi portofolio di Verdence Capital Advisors. "Beberapa bagian ekonomi berjalan baik dan beberapa melambat sedikit."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street 'Girang', Bursa Asia Hijau! Shanghai Melesat
