Kacau! Bursa Asia Rontok, Mayoritas Lebih dari 1%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
24 September 2020 17:30
pasar saham asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (24/9/2020) kompak ditutup di zona merah. Pelemahan bursa Asia hari ini bisa dibilang cukup dalam, karena sebagian besar melemah hingga 1% lebih.

Tercatat, indeks Nikkei Jepang melemah 1,11% Hang Seng Hong Kong anjlok 1,82%, disusul indeks Shanghai di China terdepresiasi 1,72%, STI Singapura terjatuh 1,22% dan KOSPI Korea Selatan yang terperosok dalam 2,59%.

Sedangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup melemah 1,53% di level 4.842,77.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 508 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 5,8 triliun.

Pelemahan bursa saham Asia hari ini mengikuti pelemahan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup melemah pada perdagangan Rabu (22/9/2020) waktu Amerika Serikat.

Selain itu, pelemahan bursa saham Asia hari ini juga diakibatkan karena sentimen negatif yang masih mendominasi pasar global hingga saat ini.

Pembahasan stimulus fiskal di AS masih belum ada titik terang di parlemen (Kongres) AS. Bos The Fed, Jerome Powell bahkan mengatakan stimulus fiskal diperlukan untuk segera membangkitkan perekonomian AS.

"Kita sudah bangkit cukup cepat, dan itu bagus. Tetapi jalan masih panjang. Jadi, saya ingin mengatakan kita perlu bersama-sama, kita semua. Pemulihan ekonomi akan berjalan lebih cepat jika mendapat dukungan dari Kongres dan The Fed," kata Powell di hadapan House of Representatives Select Subcommittee, Rabu pagi waktu setempat.

Wakil Bos The Fed, Richard Clarida, juga menggarisbawahi bahwa perekonomian AS masih berada di 'lubang yang dalam' karena tingkat pengangguran dan permintaan yang rendah dan berharap stimulus fiskal akan semakin dikencangkan.

Hal serupa juga diaminin Bos The Fed Cleveland, Loretta Mester yang mengatakan meskipun ada pemulihan namun AS masih terpuruk dalam 'lubang besar'.

Sentimen negatif selanjutnya datang dari perkembangan vaksin virus corona buatan AstraZeneca. Uji klinis tahap akhir vaksin yang disebut AZD1222 tersebut masih belum bisa dilanjutkan di AS.

Penyidik federal dikatakan masih mencari "jawaban penting" untuk keselamatan pasien, kata Menteri Kesehatan dan Layanan Kesehatan AS, Alex Azar, kepada CNBC International, Rabu kemarin.

Uji klinis vaksin AZD1222 dihentikan sementara sejak 6 September lalu, setelah pasien di Inggris mengalami efek samping yang serius.

Kabar buruk lainnya datang dari Eropa, di tengah peningkatan kasus Covid-19, aktivitas bisnis (manufaktur dan jasa) kembali menyusut.

Kemarin, IHS Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) gabungan jasa dan manufaktur bulan September untuk Zona Euro sebesar 50,1, turun tajam dari bulan Agustus sebesar 51,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.

Pelambatan tajam ekspansi di bulan September terjadi karena sektor jasa. PMI jasa Zona Euro dilaporkan sebesar 47,6, turun dari bulan Agustus 50,5.

Sektor jasa kembali mengalami kontraksi setelah 2 bulan beruntun berekspansi. Sementara itu PMI sektor manufaktur dilaporkan sebesar 54,3, turun dari bulan sebelumnya 55,2.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Asia Merah Semua, Bursa RI Bisa Babak Belur Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular