
Ngekor Benua Biru! IHSG Pangkas Koreksi, Asing Lepas Rp 187 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (23/9/20) ditutup di zona merah setelah sempat dibuka naik 0,90%.
IHSG ditutup merah, anjlok 0,33% ke level 4.917,95. Koreksi ini sebetulnya berkurang seiring dengan bursa Benua Biru yang rebound pascakabar buruk FinCEN Files (kasus transaksi ilegal bank-bank global).
Indeks FTSE dan DAX Jerman naik di atas 1,5% usai sesi pembukaan.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 187 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 7 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 37 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 50 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan beli bersih sebesar Rp 22 miliar dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan net buy sebesar Rp 22 miliar.
Selanjutnya bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif. Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,06%, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,11%, sedangkan Indeks STI di Singapura terapresiasi 0,63%.
Penurunan IHSG terlepas sentimen positif yang datang dari bos The Fed Chicago, Charles Evans.
Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal.
Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.
"Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).
"Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat," tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000