Jangan Berharap Cuan Gede, Sesi II IHSG Bakal Goyang Lagi

Tri Putra, CNBC Indonesia
23 September 2020 12:23
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Rabu (23/9/20) berbalik arah ke zona merah setelah sempat dibuka naik 0,90%,IHSG ditutup merah anjlok 0,66% ke level 4.901,65. Secara teknikal IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terkoreksi.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 90 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,6 triliun.

Nasib stimulus kian kabur setelah Presiden AS Donald Trump ingin mengusulkan pengganti Hakim Mahkamah Agung Ruth Bader Ginsburg yang meninggal beberapa hari lalu.

Pertarungan antara kedua kubu di posisi hakim agung tersebut diyakini bakal menempatkan stimulus menjadi prioritas kedua karena fokus politisi Washington akan tersedot di Hakim Agung tersebut.

Dari Benua Biru, Inggris kini kembali mengetatkan kebijakannya. Perdana Menteri (PM) Boris Johnson Selasa kemarin mengatakan Inggris kini berada di "titik balik yang berbahaya" sehingga ia perlu mengambil tindakan.

Pengetatan dilakukan dengan membatasi jam operasional restoran dan pub, maksimal boleh buka hingga pukul 22:00 WIB. Pembatasan tersebut kemungkinan akan berlaku selama 6 bulan ke depan.

Selain itu, warga yang bisa hadir di acara pernikahan kembali dikurangi menjadi 15 orang saja. Warga yang bisa bekerja di rumah harus melakukan itu. Tempat olahraga batal dibuka kembali pada 1 Oktober mendatang.

Meski PM Johnson kembali melakukan pengetatan, tetapi indeks FTSE 500 tetap menguat 0,43%.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/IHSG
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.955. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.880 apabila berhasil menembus level ini maka IHSG berpotensi lanjut turun ke 4.844.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 31, yang menunjukkan RSI sudah mendekati indikator jenuh jualakan tetapi terkadang jika momentum jual sedang kuat Stochastic bisa tertahan di wilayah sekitar oversold dalam waktu yang cukup lama.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikator MACD di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator MACD yang berada di zona negatif.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular