
Kroni Putin Sangkal Laporan 'FinCEN Leak' Soal Cuci Uang

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliarder asal Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin, Arkady Rotenberg, pada Senin (21/9/2020) membantah tuduhan bahwa ia menggunakan Bank Barclays untuk mencuci uang dan mengabaikan sanksi.
Laporan mengenai "transaksi mencurigakan yang dilakukan melalui Barclays Bank yang berbasis di London oleh pengusaha Rusia, Arkady dan Boris Rotenberg, tidak lebih dari omong kosong," kata seorang juru bicara kepada surat kabar bisnis RBK Rusia, sebagaimana dikutip oleh AFP.
Kakak-beradik Arkady dan Boris Rotenberg adalah teman masa kecil dan mantan partner tanding judo Putin. Mereka menjadi kaya selama Putin berkuasa dengan memenangkan kontrak konstruksi pemerintah, terutama menjelang Olimpiade Sochi pada 2014 silam.
Perusahaan Arkady Rotenberg juga membangun jembatan yang menghubungkan semenanjung Krimea, yang dianeksasi ke daratan Rusia oleh Moskow pada 2014.
Keduanya terkena sanksi pada tahun yang sama karena melarang bank-bank Barat untuk berbisnis dengan mereka.
Investigasi yang dipimpin oleh 108 outlet media internasional dari 88 negara berbeda menuduh bahwa Rotenberg mungkin telah menggunakan Barclays untuk mencuci uang dan menghindari sanksi.
Selain keduanya, investigasi juga menyebutkan nama taipan Rusia lainnya yang dekat dengan Kremlin, termasuk Oleg Deripaska dan Alisher Usmanov.
Sebelumnya, investigasi tersebut didasarkan pada ribuan laporan aktivitas mencurigakan (suspicious activity reports/SAR) yang bocor.
Laporan tersebut diajukan oleh bank dan perusahaan keuangan lainnya ke Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan (Financial Crimes Enforcement Network/FinCEN) Departemen Keuangan Amerika Serikat.
Lebih dari 2.100 SAR diperoleh oleh media AS BuzzFeed News dan dibagikan kepada Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) dan organisasi media lainnya.
Data SAR tersebut berisi informasi tentang lebih dari US$ 2 triliun transaksi antara tahun 1999 dan 2017, yang ditandai mencurigakan oleh departemen kepatuhan internal lembaga keuangan.
ICIJ melaporkan bahwa dokumen yang bocor adalah sebagian kecil dari laporan yang diajukan ke FinCen. Menurut laporan ICIJ, HSBC dan Standard Chartered (StanChart), termasuk Barclays dan Deutsche Bank, termasuk di antara lima bank yang paling sering muncul dalam dokumen tersebut.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh FinCEN Files! Antara Perbankan, Penjahat & Teroris