Harga Batu Bara Terbang 6% & Tertinggi 5 Bulan, Bisa Lanjut?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
21 September 2020 07:50
An undated handout photo of Whitehaven Coal's Tarrawonga coal mine in Boggabri, New South Wales, Australia.   Whitehaven Coal Ltd/Handout via REUTERS   ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES
Foto: Tambang batubara Tarrawonga Whitehaven Coal di Boggabri, New South Wales, Australia. (Whitehaven Coal Ltd/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewi Fortuna sedang berpihak pada batu bara minggu lalu. Harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang aktif ditransaksikan menguat signifikan.

Pada periode 11-18 September 2020, harga batu legam tersebut naik 6%. Harga batu bara ditutup di US$ 57,4/ton. Ini menjadi harga tertinggi dalam 5 bulan terakhir tepatnya sejak 15 April 2020. Harga batu bara meroket tetapi masih di bawah US$ 60/ton.

Harga batu bara Asia Pasifik memang kompak naik.  Argus Media melaporkan harga batu bara termal untuk Korea Selatan dengan nilai kalori 6.080 Kcal/Kg naik US$ 3,41/ton menjadi US$ 56,37/ton.

Kenaikan harga batu bara terjadi ketika terjadi pemadaman pembangkit listrik tenaga nuklir milik Negeri Ginseng menyusul adanya badai dan jadwal pemeliharaan.

Mengacu pada data pembangkit listrik tenaga hidro dan nuklir Korea Selatan, lima reaktor nuklir yang ditutup akibat badai awal bulan masih belum beroperasi hingga minggu lalu. 

Kenaikan harga batu bara yang signifikan ini perlu diwaspadai untuk pekan ini. Pandemi Covid-19 yang masih merebak dan berbagai pembatasan sosial yang ditempuh secara global membuat permintaan terhadap listrik dan batu bara tetap lemah.

Belum lagi adanya kabar bahwa produksi batu bara China mulai mengalami kenaikan. Mengutip Argus Media, produksi batu bara oleh produsen BUMN China Shenhua Energy dan China Energy meningkat pada bulan Agustus. Kenaikan tersebut memperlambat penurunan produksi batu bara nasional China.

Shenhua Energy, anak perusahaan dari produsen batu bara terbesar yang dikendalikan negara China, China Energy Investment, memproduksi 23,9 juta ton batu bara pada bulan Agustus. Produksi bulanan meningkat 2,1% dalam setahun, membalikkan penurunan output berturut-turut sepanjang Februari-Juli.

Dalam delapan bulan terakhir, produksi Shenhua Energy menjadi 193,2 juta ton atau stabil dari periode tahun sebelumnya. Produksi dalam delapan bulan pertama menyumbang 72% dari target produksi 2020 perusahaan sebesar 268 juta ton.

Produsen lain dari Negeri Panda yaitu China Coal Energy, anak perusahaan China Coal dilaporkan memproduksi 9,8 juta ton bulan lalu. Produksi naik 9,3% (yoy) di bulan Agustus dan menjadi yang tertinggi sejak April.

Produksi di bulan Agustus mendorong produksi kumulatif China Coal Energy menjadi 72,56 juta ton pada Januari-Agustus, naik 6,1% dibanding tahun lalu. Produsen tersebut pada awal tahun ini menetapkan target untuk memproduksi dan menjual 96 juta ton batu bara pada tahun 2020 penuh.

Kenaikan produksi oleh Shenhua Energy dan China Coal Energy berkontribusi pada pengurangan penurunan produksi batu bara nasional China. Output China untuk semua jenis batu bara mencapai 325,81 juta ton selama Agustus, turun 0,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan harga yang sudah sangat tinggi disertai dengan lemahnya permintaan, adanya energi subsitusi yang murah dan melimpah seperti gas alam cair (LNG) hingga kenaikan produksi berpotensi menekan harga untuk pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Rata-Rata Batu Bara Diproyeksi Lebih Rendah Pada 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular