
Indika Siap Terbitkan Obligasi Hampir Rp 10 T, Bayar Utang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan jasa migas terintegrasi, PT Indika Energy Tbk (INDY), melalui anak perusahaan terkendali akan menerbitkan surat utang senior (Senior Notes) dengan jumlah agregat sebanyak-banyaknya US$ 650 juta atau setara dengan hampir Rp 10 triliun, atau Rp 9,62 triliun (kurs Rp 14.800/US$).
Berdasarkan prospektus perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), surat utang tersebut akan diterbitkan dengan merujuk pada ketentuan Rule 144A dan Regulation S dari Securities Act dan dicatatkan di SGX-ST atau Singapore Exchange Securities Trading Limited, Bursa Efek di Singapura.
"Jumlah surat utang itu merupakan lebih dari 50% dari nilai ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian," tulis manajemen INDY dalam prospektus, dikutip Senin (21/9/2020).
Hanya saja belum disebutkan secara pasti siapa anak perusahaan terkendali yang akan merilis obligasi tersebut.
"Informasi mengenai penerbit surat utang akan diumumkan kepada masyarakat paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat 2 hari kerja setelah diterbitkannya Surat Utang, sesuai dengan ketentuan POJK 17/2020," tulis prospektus tersebut.
Dalam penerbitan ini, INDY bertindak sebagai penjamin perusahaan (corporate guarantee) dan ini merupakan transaksi afiliasi yang dikecualikan berdasarkan POJK 42/2020 karena transaksi tersebut dilakukan antara perseroan dengan perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki paling sedikit 99% dari modal disetor perusahaan terkendali.
"Namun demikian, dapat kami sampaikan bahwa transaksi ini bukan merupakan benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam POJK 42/2020."
Adapun anak usaha penjamin yang disebutkan yakni IIC, TPE, TPEC, dan TRIS yang seluruhnya merupakan anak perusahaan perseroan.
IIC berarti PT Indika Inti Corpindo, berkedudukan di Jakarta Selatan, sementara TPE adalah PT Tripatra Engineering, berbasis di Kota Tangerang Selatan, dan TPEC yakni PT Tripatra Engineers and Constructors, berlokasi di Kota Tangerang Selatan, Banten.
Adapun TRIS berarti Tripatra (Singapore) Pte. Ltd, berkedudukan di Singapura.
Surat utang ini tidak ditawarkan atau dijual di Indonesia atau kepada Warga Negara Indonesia atau kepada penduduk Indonesia.
Manajemen menjelaskan, transaksi penerbitan surat utang merupakan salah satu dari beberapa opsi pembiayaan perseroan guna membiayai, antara lain, termasuk namun tidak terbatas untuk pengembangan usaha, pembiayaan untuk melakukan diversifikasi usaha, pelunasan kewajiban keuangan Perseroan serta tujuan korporasi umum.
Surat utang diharapkan akan dapat memperpanjang profil jatuh tempo dan dengan skema pembayaran surat utang pada akhir jatuh tempo (bullet payment), menjadikan perseroan dapat menjaga likuiditasnya.
"Penerbitan surat utang akan membantu terbukanya opsi pendanaan di masa depan bagi perseroan dan/atau anak perusahaan perseroan untuk mencapai pertumbuhan maksimal dalam mengembangkan kegiatan dan strategi usaha dari waktu ke waktu."
Jumat pekan lalu (18/9), data BEI mencatat saham INDY ditutup naik 1,67% di level Rp 915/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 4,77 triliun. Sepekan terakhir saham induk usaha PT Petrosea Tbk (PTRO) ini minus 1,08%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indika Energy (INDY) Gelar RUPST, Intip Potensi Dividen yang Dibagi