
Dihantui Resesi, Perusahaan RI Besar Ogah Ajukan Kredit Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan hingga saat ini korporasi besar belum berminat untuk ekspansi kredit baru meskipun banyak paket stimulus yang sudah disediakan pemerintah.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menegaskan fenomena ini terjadi pada korporasi yang berorientasi ekspor karena demand di pasar masih rendah sehingga korporasi juga tak beroperasi secara penuh.
"Namun pada saat ini untuk korporat belum ada yang bergerak karena di korporat demand ekspor sehingga pada saat ini ekspor belum kelihatan meski ada tanda-tanda di beberapa negara sudah mulai. Bahkan ada korporasi yang turunkan baki debetnya karena ga perlu likuidtas besar, karena operasional kecil jadi ga perlu likuiditas besar," kata Wimboh dalam webinar, Jumat (18/6/2020).
Dia menyebutkan, hingga Juni 2020 pertumbuhan kredit perbankan mencapai 1,4% dan meningkat di Juli menjadi 1,5%. Namun sayangnya hingga akhir Agustus lalu kredit kembali menjadi 1,4% year on year (YoY).
Penurunan ini terutama terjadi karena turunnya nilai baki debet dari korporasi, terutama di wilayah Jawa Barat. Pertumbuhan ekonomi di wilayah ini juga turun akibat banyaknya manufaktur yang tak beroperasi penuh.
"Ini mau tidak mau kita berpikir keras bangkitkan korporasi terutama di wilayah Jawa Barat," imbuh dia.
Kondisi ini berkebalikan dengan permintaan kredit UMKM yang justru dinilai lebih bergairah. Hal ini salah satunya didorong dengan adanya keberpihakan pemerintah kepada UMKM, mulai dari penempatan dana yang diteruskan dalam bentuk kredit kepada UMKM dan penjaminan kredit ditanggung oleh pemerintah.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Pulih, Kredit Perbankan Bisa Melesat 8,5% di 2021