Tak Ada Kejutan dari The Fed, Bursa Eropa Turun di Sesi Awal

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 September 2020 15:30
FILE PHOTO: A trader sits in front of the computer screens at his desk at the Frankfurt stock exchange, Germany, June 29, 2015.  REUTERS/Ralph Orlowski/File Photo
Foto: REUTERS/Ralph Orlowski

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa melemah pada sesi awal perdagangan Kamis (17/9/2020), merespons keputusan dan hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) yang bakal mempertahankan suku bunga acuan rendah ke depan.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa melemah 0,8% pada pembukaan, dengan indeks saham sektor perbankan turun 1,8% memimpin koreksi seluruh indeks saham sectoral yang juga melemah.

Setengah jam kemudian, reli Stoxx 600 flat sebesar 3 poin (-0,8%) ke 370,12. Indeks DAX Jerman turun 112,7 poin (-0,85%) ke 13.142,7 dan CAC Prancis drop 37,8 poin (-0,75%) ke 5.036,62. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris melemah 45,3 poin (-0,75%) ke 6.033,18.

Bankir bank sentral AS dalam Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) mengindikasikan bahwa tingkat bunga acuan AS bakal tetap rendah mendekati nol persen hingga 2023 sebagai upaya mendorong laju inflasi.

"Dengan laju inflasi terus berada di bawah target jangka yang lebih panjang, Komite akan berupaya mencapai inflasi secara moderat di atas level 2% untuk beberapa waktu hingga inflasi rata-rata mencapai 2%," tulis Komite dalam pernyataannya, seperti dikutip CNBC International.

Dalam kondisi normal, prospek suku bunga lebih rendah untuk jangka waktu yang lebih lama bakal mendorong pembelian saham. Namun pada Rabu hal tersebut tidak terjadi di mana indeks S&P 500 dan Nasdaq justru melemah.

Di Asia, Bank of Japan juga mempertahankan suku bunga acuannya pada Kamis.  Dalam pernyataan resminya, bank sentral Jepang tersebut menilai ekonomi Negeri Matahari Terbit mulai menguat tetapi masih di "situasi yang berat" akibat dampak pandemi corona.

Di Eropa, investor akan memantau acuan kebijakan bank sentral Inggris (Bank of England) yang juga menggelar rapat dewan gubernur pada Kamis. Sejauh ini belum ada spekulasi mengenai perubahan kebijakan moneter Inggris secara drastis.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular