Tunggu "Arahan" BI, Penguatan Rupiah Terus Terpangkas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 September 2020 12:30
Karyawan menunjukkan pecahan uang dollar di salah satu tempat penukaran uang di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jumat (16/3/2018). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Kamis (17/9/2020). Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter mulai pukul 14:00 WIB nanti menjadi perhatian pelaku pasar.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,3% ke Rp 14.780/US$. Tetapi semakin siang penguatan rupiah terus terpangkas. Pada pukul 12:00 WIB, apresiasi rupiah hanya tersisa 0,03% di Rp 14.820/US$.

Dolar AS sebenarnya sedang kuat pada hari ini, yang terlihat dari kenaikan indeksnya sebesar 0,31% di 93,501.

Bank sentral AS (The Fed) yang mengumumkan kebijakan moneter dini hari tadi membuat dolar AS bangkit. Bos The Fed, Jerome Powell, yang optimistis terhadap pemulihan ekonomi AS menjadi pemicu penguatan dolar AS.

Tetapi, dolar AS masih melemah melawan rupiah, sebab Powell menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2023. Suku bunga The Fed saat ini <0,25%, sangat rendah ketimbang suku bunga BI 4%.

Saat kondisi perekonomian membaik, maka investor cenderung mengalirkan modalnya ke aset-aset dengan imbal hasil tinggi. Dalam posisi tersebut, rupiah menjadi diuntungkan.

Kini investor berfokus ke BI. Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan BI akan tetap menahan suku bunga acuannya di angka 4%
BI memandang cara memulihkan perekonomian adalah melalui jalur pelonggaran kuantitaif (quantitative easing/QE).

Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo. Dengan QE, BI menyuntikkan likuiditas ke pasar melalui penurunan Giro Wajib Minimun (GWM) maupun ekspansi moneter. Hingga 14 Agustus, BI telah memberikan QE sebesar Rp 651,54 triliun.

Meski demikian, ada suara-suara yang memprediksi BI masih akan menurunkan suku bunga 1 kali lagi di tahun ini.

Jika BI menegaskan tidak akan menurunkan suku bunga lagi, maka selisih yield di AS dan Indonesia masih akan tinggi, dan jadi keuntungan bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pukul 13:00 WIB: Rupiah Kini di Rp 14.735/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular