
Emiten Baru Capai 46, BEI: Masih Ada 4 Lagi Antre IPO!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat masih banyak perusahaan yang berencana menghimpun dana di pasar modal baik melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) maupun penerbitan obligasi.
Pendanaan dinilai jadi komponen penting perusahaan untuk menjaga keberlangsungan bisnis di tengah pandemi terutama dengan diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, ada empat perusahaan di pipeline bursa yang berencana mencatatkan saham perdana.
Rinciannya, dua perusahaan berasal dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan. Satu perusahaan di sektor perdagangan, jasa dan investasi serta satu perusahaan lainnya di sektor aneka industri.
Sampai dengan 15 September 2020, BEI telah mencatatkan 46 emiten baru. Selasa, 15 September 2020, saham dan waran PT Planet Properindo Jaya Tbk. (PLAN) resmi tercatat di Papan Akselerasi BEI dan PLAN resmi menjadi perusahaan tercatat ke-46 di tahun 2020 dan 709 di BEI.
"Pendanaan tentunya merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan ekspansi bisnis dan operasional perusahaan terlebih pada saat kondisi saat ini dengan adanya pemberlakuan kembali PSBB. Kami berharap rencana Penawaran Umum Perdana perusahaan yang berada di pipeline tetap dapat berjalan tahun ini," kata Nyoman.
Dia pun melanjutkan, sampai dengan saat ini belum ada rencana perubahan dari calon emiten yang berada di dalam pipeline untuk menunda penawaran umum perdana saham atau IPO kendati kondisi pasar saham domestik masih bergerak fluktuatif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun masih terkoreksi 19,72%.
BEI juga mencatat, masih ada sebanyak lima penerbit (issuer) yang berencana menerbitkan enam emisi obligasi/sukuk yang berada dalam pipeline.
BEI menargetkan setidaknya 57 emiten bisa melantai di BEI tahun ini. Sepanjang 2019, realisasi perusahaan yang melakukan IPO sebanyak 55 emiten, dengan nilai emisi sekitar Rp 15,32 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai