Bursa Asia: Hang Seng & Shanghai Menguat, Nikkei Drop!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
15 September 2020 16:45
A man walks in front of an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, June 17, 2020. Major Asian stock markets declined Wednesday after Wall Street gained on hopes for a global economic recovery and Japan's exports sank. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Selasa (15/9/2020) ditutup bervariasi seiring dengan rilisnya beberapa data ekonomi di beberapa negara di Benua Kuning tersebut. Salah satunya ialah data ekonomi China.

Data perdagangan mencatat, indeks Nikkei Jepang melemah 0,44%, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,38%, indeks Shanghai di China naik 0,51%, indeks Kospi dari Negeri Gingseng melesat 0,65%, dan indeks STI Singapura akhirnya berhasil menguat 0,13% pada perdagangan hari ini.

Dari China, data produksi industri pada Agustus secara year-on-year (YoY) tercatat di angka 5,6%, meningkat dari bulan Juli di angka 4,8%. Perbaikan data produksi industri ini menjadi sentimen menggairahkan untuk pasar keuangan China.

Selain itu, penjualan ritel China naik di Agustus 2020 ini. Hal tersebut merupakan pertama kali terjadi, sejak pandemi corona (Covid-19) menyerang Negeri Tirai Bambu.

Data resmi Selasa (15/9/2020) menunjukkan sentimen konsumen naik 0,5% dari bulan lalu dalam basis tahunan (YoY). Berbalik dari penurunan 1,1% di Juli 2020.

Dikutip dari Trading Economics, konsumsi mulai pulih seiring dengan pertumbuhan aktivitas ekonomi menyusul pelonggaran pembatasan sosial.

Garmen naik 4,2% sementara kosmetik 19%, perhiasan 15,3%. Lalu peralatan rumah tangga 4,3%, mobil 11,8%, perlengkapan kantor 9,4% dan telekomunikasi 25,1%.

Meski begitu sektor furnitur, minyak, produk minyak dan bahan bangunan masih mengalami penurunan dibanding Juli. Dari periode Januari hingga Agustus, perdagangan ritel jatuh 8,6%.

Juru Bicara Biro Statistik Nasional Fu Linghui mengatakan kepada wartawan bahwa ekonomi China telah pulih. "Mengalami pemulihan yang stabil," katanya ditulis AFP.

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan hari ini melemah 1,18% ke level 5.100,86, setelah rilis data neraca dagang dan data ekspor-impor yang dirilis hari ini.

Data perdagangan mencatat, asing keluar Rp 1 triliun di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 7,9 triliun.  

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan angka impor Indonesia pada Agustus 2020 sebesar US$ 10,74 miliar, turun 24,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor mengalami kontraksi 18,78% YoY. Sedangkan konsensus versi Reuters memperkirakan kontraksi yang lebih dalam yaitu mencapai 20,58% YoY.

Dengan nilai ekspor sebesar US$ 13,07 miliar, maka neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 membukukan surplus US$ 2,33 miliar. Lebih tinggi ketimbang konsensus CNBC Indonesia yang memperkirakan US$ 2,11 miliar maupun Reuters dengan proyeksi US$ 2,16 miliar.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular