Kurs Dolar Singapura Masih Berusaha ke Atas Rp 10.900

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 September 2020 12:22
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (15/9/2020) kembali naik dan berusaha stabil di atas Rp 10.900/SG$. Data neraca dagang Indonesia yang dirilis hari ini membuat rupiah bergerak berfluktuasi, yang juga berdampak pada kurs dolar Singapura.

Pada pukul 12:28 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.897,2/SG$, menguat tipis 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, Mata Uang Negeri Merlion ini sempat menguat 0,24% ke Rp 10.914,56/SG$, dan melemah 0,28% ke Rp 10.858,72/SG$.

Dalam 2 hari terakhir, dolar Singapura selalu sukses ke atas Rp 10.900/SG$, tetapi selalu juga mengakhiri perdagangan di bawahnya. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan April lalu.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan angka impor Indonesia pada Agustus 2020 sebesar US$ 10,74 miliar. Turun 24,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor mengalami kontraksi 18,78% YoY. Sedangkan konsensus versi Reuters memperkirakan kontraksi yang lebih dalam yaitu mencapai 20,58% YoY.

Dengan nilai ekspor sebesar US$ 13,07 miliar, maka neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 membukukan surplus US$ 2,33 miliar. Lebih tinggi ketimbang konsensus CNBC Indonesia yang memperkirakan US$ 2,11 miliar maupun Reuters dengan proyeksi US$ 2,16 miliar.

Rilis tersebut membuat rupiah berfluktuasi, sebab memberikan 2 gambaran. Impor yang merosot tajam berarti permintaan dari dalam negeri belum pulih, artinya roda bisnis masih berjalan lambat. Sehingga resesi sepertinya hampir pasti terjadi di kuartal III-2020.

Di sisi lain, surplus neraca dagang yang dicatat artinya pasokan devisa bertambah, yang dapat menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat. Neraca dagang yang mencetak surplus dalam 4 bulan beruntun tentunya bisa menipiskan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia. Jika dilihat sepanjang tahun ini, neraca dagang Indonesia hanya mencatat defisit sebanyak 2 kali di bulan Januari dan April.

Dua gambaran yang diberikan dari satu data neraca dagang tersebut membuat rupiah naik-turun, termasuk melawan dolar Singapura hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular