Sentimen dari The Fed & BI, Begini Gerak Rupiah Pekan Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 September 2020 17:37
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengakhiri perdagangan Senin (14/9/2020) dengan stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 14.860/US$. $. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta yang resmi muilai hari ini, membuat pelaku menahan diri masuk ke rupiah.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Minggu kemarin akhirnya resmi mengumumkan PSBB akan di mulai hari ini, Senin (14/9/2020) tetapi ternyata tidak seperti yang ditakutkan pelaku pasar. Meski memang ada pengetatan ketimbang PSBB transisi, tetapi tidak seketat masa awal PSBB di bulan April lalu.

Tetapi tetap saja investor, khususnya asing menanti dampak PSBB kali ini, mengingat saat saat PSBB transisi yang lebih longgar diterapkan, perekonomian Indonesia diprediksi tak mampu lepas dari jeratan resesi, apalagi dengan PSBB yang lebih ketat. Apalagi di pekan ini ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan Bank Indonesia (BI) akan yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (17/9/2020) dini hari.

Bos The Fed, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi. Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.

Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu", selama rata-ratanya masih 2%.

Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi.

Suku bunga rendah yang ditahan dalam waktu yang lama tentunya berdampak negatif bagi dolar AS. Jika The Fed menegaskan suku bunga akan ditahan dalam waktu yang lama, dolar AS tentunya akan tertekan.

BI juga akan mengumumkan suku bunga di hari yang sama mulai pukul 14:00 WIB. Konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4%. Dari delapan institusi yang terlibat, seluruhnya 'meramal' suku bunga acuan tidak berubah.

Sehingga di hari Kamis dan Jumat, ada peluang rupiah akan mengalami pergerakan besar.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas US$ 14.730/US$, yang sebenarnya memberikan tekanan.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Tetapi kabar baiknya, pada Jumat (11/9/2020) lalu, rupiah membentuk pola Shooting Star. Dilihat pada grafik candle stick harian, badannya (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Secara psikologis, pola Shooting Star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic kini sudah mencapai wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang mencapai overbought memperbesar peluang penguatan rupiah. Support kuat pekan ini berada di Rp 14.730/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.550/US$.

Sementara itu, resisten terdekat berada di Rp 14.960/US$. Jika resisten tersebut dilewati, rupiah berisiko menuju level psikologis Rp 15.000/US$. Jika level psikologis ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 15.090 sampai Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular