Airlangga 'Ramal' Pertumbuhan PDB RI 2020 Bisa Minus 1%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 September 2020 16:30
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Airlangga Hartarto (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah pusat sudah membuat proyeksi perihal pertumbuhan ekonomi di 2020. Hal itu diungkapkan Airlangga dalam sebuah diskusi yang disiarkan via Youtube, Minggu (13/9/2020).

"Bahwa proyeksinya sampai akhir tahun pemerintah sudah membuat proyeksi, yaitu mulai dari minus 1% sampai 0,25%. Kemudian kalau di kuartal ketiga ini diperkirakan dari minus 3% sampai minus 1%," katanya.

Dengan proyeksi itu, maka Indonesia mengalami resesi. Sebab, pada kuartal II-2020 lalu, perekonomian tanah air minus 5,32%.

Kendati demikian, Airlangga mengaku tidak terlalu risau. Ketua Umum DPP Golkar itu bilang resesi atau tidak resesi bukanlah jadi poin penting.

Dia lebih menggarisbawahi pentingnya melihat titik terendah dari pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, Indonesia sudah melewati titik itu di kuartal II 2020, yaitu minus 5,32%.

"Masalah resesi tidak resesi itu, bahasanya you are not alone. 215 negara mengalami resesi," ujar Airlangga.

Sebelumnya, sejumlah ekonom meyakini, pada kuartal III-2020, Indonesia sudah pasti akan masuk ke dalam jurang resesi ekonomi. Tidak peduli ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) maupun tanpa PSBB, terutama di ibu kota Jakarta.

"Resesi sudah hampir pasti karena memang situasinya lumayan sulit di kuartal III-2020, tidak seperti yang sebelumnya," ujar pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal kepada CNBC Indonesia.



Kendati demikian, menurut dia, PSBB memang dibutuhkan di tengah penularan kasus positif Covid-19 yang terus melonjak, terutama di Jakarta. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya PSBB ini, dapat membuat perekonomian bisa cepat pulih. Sebab, untuk me-restart ekonomi di tengah pandemi ini, variabel kesehatan harus ditanggulangi terlebih dahulu.

"Ketika [kurva] pandemi sudah flat, maka baru kita bisa berbicara pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak ya akan seperti ini terus," kata Fithra.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Ekonom BCA David Sumual. Menurut David, tanpa ada PSBB ketat sekalipun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020, sebenarnya sudah diproyeksikan negatif. Indonesia mengalami resesi pun, sudah merupakan hal yang lumrah. David memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran -1% hingga -3%.

"Bukan hal aneh karena menurut World Bank 93% negara dunia akan masuk resesi. Maka gak heran kalau Indonesia juga resesi. Karena negara-negara maju diprediksi akan masuk resesi," ujar David.



(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Bangkit dari Resesi, Airlangga 'Ramal' PDB Q4 Bisa 0,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular