Rupiah Ditekuk Dolar AS, Dikeroyok Yen Sampai Peso

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2020 16:20
money changer
Ilustrasi Money Changer (REUTERS/Johannes P. Christo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah sepanjang pekan ini. Tidak hanya di hadapan dolar AS, rupiah juga tidak biasa berbuat banyak saat satu lawan satu dengan berbagai mata uang Asia.

Minggu ini, rupiah melemah 0,81% terhadap greenback secara point-to-point di perdagangan pasar spot. Rupiah menjadi mata uang terlemah di Asia.

Bagaimana kondisi rupiah di Asia? Apakah melemah juga?

Sama saja. Di hadapan yen Jepang sampai peso Filpina, rupiah tiada berdaya.

Mengapa rupiah sampai jadi sebegini parah? Sepertinya sentimen domestik jadi penyebabnya.

Tengah pekan ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memberi kejutan bagi pelaku pasar (dan seluruh masyarakat). Mulai minggu depan, DKI Jakarta berencana tidak lagi menerapkan PSBB Transisi tetapi PSBB total seperti masa awal pandemi virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) April-Mei lalu.

Kalau seperti ini ceritanya, maka semestinya perkantoran non-esensial, restoran, pusat perbelanjaan, dan lain-lain tidak boleh beroperasi. Transportasi publik pun dibatasi, bahkan ojek online tidak boleh membawa penumpang (hanya barang).

Investor pun 'kebakaran jenggot'. PSBB total yang dijalankan dengan murni dan konsekuen tentu akan membuat ekonomi mati suri. Risiko Indonesia jatuh ke jurang resesi bukannya semakin besar, tetapi menjadi sebuah keniscayaan.

Namun pekan depan rupiah punya peluang untuk bangkit. Selain potensi technical rebound karena koreksi yang sudah lumayan dalam pekan ini, ada perkembangan terbaru soal PSBB Jakarta.

Ternyata PSBB yang akan diterapkan pekan depan tidak terlampau total. Pusat perbelanjaan masih boleh buka, dengan kapasitas maksimal 50% seperti sekarang. Karyawan, baik di pemerintahan maupun swasta, juga tetap boleh masuk kantor. Ojek online pun boleh mengangkut penumpang dan barang, asal menaati protokol kesehatan.

Artinya, roda ekonomi masih bisa berputar walau tentu belum sekencang masa pra-pandemi. Namun lebih baik dari pada tidak bergerak sama sekali.

Oleh karena itu, masih ada harapan buat Indonesia. Walau resesi dalam waktu dekat tidak bisa dihindari, tetapi ada asa resesi itu tidak akan berlangsung lama.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular