
Warning! Wall Street Ambrol, IHSG Bakal Jeblok Berapa Persen?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol 5,01% ke level 4.891,46 pada perdagangan Kamis kemarin, bahkan perdagangan sempat dihentikan sementara atau trading halt selama 30 menit di sesi pertama.
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Kamis, 10 September 2020 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 10:36:18 waktu JATS yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5%," tulis rilis bursa.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang akan kembali diberlakukan mulai 14 September mendatang menjadi pemicu ambrolnya IHSG.
Investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 668 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,2 triliun.
PSBB total DKI Jakarta masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, Jumat (11/9/2020), dan diperparah dengan ambrolnya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street.
Saham-saham sektor teknologi lagi-lagi mengalami aksi jual, indeks Nasdaq merosot nyaris 2%. Sementara indeks S&P 500 dan Dow Jones merosot 1,76% dan 1,45%.
Sebagai kiblat bursa saham dunia, merosotnya Wall Street tentunya mengirim hawa negatif ke pasar Asia. Beberapa indeks utama yang sudah dibuka, seperti Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan langsung masuk ke zona merah. Tekanan bagi IHSG pun semakin besar.
Secara teknikal, IHSG langsung ambrol setelah menembus ke bawah 5.163 pada perdagangan Rabu lalu.
Level tersebut merupakan Fibonnaci Retracement 50% pada grafik harian, sehingga menjadi support kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
![]() Foto: Refinitiv |
Kemarin, IHSG bahkan nyaris mencapai Fibonnaci Retracement 38,2% di kisaran 4.867. Level ini kini menjadi support terdekat. Jika support tersebut ditembus, IHSG berisiko semakin merosot ke 4.790. Support selanjutnya yang juga target penurunan berada di level 4.720.
Indikator stochastic pada grafik harian sudah masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya ketika oversold, IHSG berpeluang berbalik naik. Meski demikian, ketika fundamental tak mendukung, Stochastic bisa tertahan di wilayah oversold dalam waktu yang cukup lama.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu melihat grafik 1 jam, indikator stochastic juga berada di wilayah oversold, yang memberikan peluang bangkit, tetapi sekali lagi ketika fundamental sedang buruk, Stochastic bisa berada di wilayah oversold untuk waktu yang lama.
Agar bisa menguat, IHSG harus mampu melewati level 4.940. Target penguatan jika level tersebut di tembus yakni 5.000 yang merupakan level psikologis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah