
Nikkei & Kospi Menguat, Asia Merah & Bursa RI Paling Parah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (10/9/2020) ditutup bervariatif dengan mayoritas mengalami pelemahan. Tercatat hanya dua indeks yang mengalami penguatan, diantaranya indeks Nikkei di Jepang yang melonjak 0,88% dan indeks Kospi Korea Selatan yang menguat 0,87%
Sisanya mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,64%, kemudian di China indeks Shanghai melemah 0,61%, dan indeks STI Singapura terpantau jatuh 0,29%.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi cukup dalam 5,01% ke level 4.891,46. IHSG sempat mengalami trading halt pada perdagangan sesi 1 hari ini karena melemah hingga 5% pada pukul 10:36.
Dari Indonesia, kabar dari penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total di DKI Jakarta membuat IHSG merana sepanjang hari ini.
Sebelumnya, malam tadi, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengumumkan 'rem darurat' kembali ditarik. PSBB di ibu kota kembali diketatkan, tidak ada lagi PSBB Transisi. Mulai 14 September, warga Jakarta kembali disarankan untuk #dirumahaja.
"Kita akan menarik 'rem darurat' yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti pada masa awal pandemi dulu. Bukan lagi PSBB Transisi, tetapi kita harus melakukan PSBB sebagaimana masa awal dulu," tegas Anies.
Upaya ini terpaksa ditempuh mengingat kasus corona di Jakarta boleh dikata sangat mengkhawatirkan. Per 8 Agustus, jumlah pasien positif corona mencapai 48.393 orang. Bertambah 1.014 orang (2,14%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (26 Agustus-8 September), rata-rata pasien baru bertambah 975,21 orang per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 579,71 orang.
Sementara itu dari Bursa Wall Street pada penutupan perdagangan Rabu (9/9/2020), tercatat mengalami penguatan setelah tiga hari berturut-turut mencatatkan pelemahan.
Indeks Komposit Nasdaq yang diisi oleh perusahaan-perusahaan teknologi, ditutup di 11.141,56 setelah naik 2,7%. Dalam tiga hari terakhir, Nasdaq telah turun 10%.
Dow Jones Industrial Average menguat 1,60% atau sekitar 439 poin dan ditutup pada 27.940,47. Sementara S&P 500 berbasis luas melonjak 2,02% menjadi 3.399,06.
Sentimen Global saat ini yang menjadikan bursa Asia ditutup variatif adalah meningkatnya ketegangan antara AS dengan China juga turut menjadi penghambat kenaikan.
Babak baru dari perang dagang AS dengan China ditandai dengan rencanapemblokiran impor kapas dan produk tomat dari wilayah Xinjiang di China Barat oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS.
Bukan hanya itu, produk turunannya termasuk benang kapas, tekstil, pakaian jadi, serta pasta tomat, dan produk lain juga akan dilarang masuk. Ini dilakukan karena tudingan produk tersebut diproduksi dengan kerja paksa yang dilakukan China ke Muslim Uighur di provinsi itu.
Aturan itu awalnya berlaku 8 September lalu. Namun kini diundur ke pekan depan.
Selain itu, kabar bahwa AstraZeneca menghentikan sementara uji klinis vaksin tahap ketiganya untuk sementara waktu juga masih menjadi salah satu sentimen di global saat ini.
Pengembang vaksin yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini dikabarkan menyetop sementara uji klinis setelah seorang peserta uji di Inggris dilaporkan mengalami sakit yang serius.
Selain kedua sentimen global tersebut, hal lainnya yang kemungkinan menjadikan bursa Asia ditutup bervariasi adalah reaksi pasar menanti kebijakan bank sentral Eropa (ECB) yang dikabarkan bakal dipublikasikan hari Kamis ini waktu setempat.
Bloomberg melaporkan proyeksi pertumbuhan dan inflasi ECB yang akan dipublikasikan pada hari Kamis hanya akan menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan dengan perkiraan bank bulan Juni.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
