
Tak Sesuai Ekspektasi, Stok AS Naik & Harga Minyak Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah mengalami tekanan pada perdagangan hari ini Kamis (10/9/2020). Penurunan harga minyak terjadi karena data stok minyak mentah AS yang tidak sesuai ekspektasi.
Pada 09.30 WIB, harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif diperdagangkan mengalami koreksi dengan Brent turun 0,56% ke US$ 40,56/barel dan West Texas Intermediate (WTI) ambles lebih dalam dengan koreksi 0,81% ke US$ 37,74/barel.
Data asosiasi industri minyak AS (API) menunjukkan stok minyak mentah AS 3 juta barel pada pekan lalu yang berakhir pada 4 September. Kenaikan stok ini berbanding terbalik dengan perkiraan analis yang memproyeksi stok turun 1,4 juta barel.
Data resmi pemerintah AS dari Energy Administration Agency (EIA) akan dirilis pada hari Kamis waktu setempat, sehari lebih lambat dari biasanya setelah libur Hari Buruh nasional.
Reuters melaporkan, pasokan yang melebihi konsumsi (oversupply) membuat para trader memesan tanker untuk menyimpan minyak mentah dan diesel.
Meningkatnya stok terjadi menjelang pertemuan panel pemantauan pasar Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia (OPEC+) pada 17 September ini.
Pada pertemuan Agustus OPEC+ sepakat untuk menurunkan pemangkasan produksi minyaknya dari 9,7 juta barel per hari (bpd) menjadi 7,7 juta bpd dengan alasan permintaan akan berangsur membaik. Namun yang terjadi belakangan ini faktanya justru mengkhawatirkan.
"Masalah ini akan menjadi fokus utama ... minggu depan, di mana kami mengharapkan pernyataan yang kuat bahwa jika pasar terus melemah, kelompok produsen akan bersiap untuk memangkas produksi lebih lanjut," kata analis Citi dalam sebuah catatan.
Harga minyak mentah mulai ambrol setelah perusahaan pelat merah Arab yaitu Saudi Aramco mendiskon harga minyak mentahnya untuk jenis Arab Lights sebesar US$ 1,4/barel. Harga kontrak futures minyak mentah acuan pun goyang dibuatnya dan harga Brent sempat turun ke bawah US$ 40/barel.
Ke depan dinamika supply & demand masih bakal menjadi pantauan di pasar. Apabila permintaan masih saja lemah tetapi OPEC+ tak melakukan peningkatan pemangkasan output, maka harga minyak akan semakin tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Turut Terguncang