Analisis Teknikal

Siaga Tingkat Tinggi, IHSG Bisa Ambles karena PSBB Anies

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 September 2020 08:14
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,81% ke 5.149,37, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 591 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,4 triliun. 

Aksi jual yang menimpa bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street di hari Selasa menjadi pemicu kemerosotan IHSG, begitu juga dengan bursa utama Asia. Namun, pada perdagangan Rabu waktu setempat, Wall Street berhasil bangkit, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat lebih dari 1%, sementara Dow Jones 1,6%.

Bangkitnya Wall Street, yang merupakan kiblat bursa saham dunia tentunya mengirim hawa postif ke pasar Asia. Beberapa bursa utama yang sudah dibuka, seperti Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan menghijau pagi ini.

Tetapi, IHSG kini mendapat tekanan dari dalam negeri hari ini, Kamis (10/9/2020) setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemarin malam kembali mengumumkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September. Artinya perkantoran, pabrik, restoran, kafe, pusat perbelanjaan, dan sebagainya terpaksa ditutup lagi. 

Dengan demikian, risiko Indonesia mengalami resesi di kuartal ini semakin membesar. Bahkan, produk domestik bruto di kuartal IV juga berisiko terkontraksi jika PSBB total berlangsung hingga bulan depan. Maklum saja, kontribusi Jakarta terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional adalah yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya.

Secara teknikal, tekanan bagi IHSG bertambah besar setelah menembus ke bawah 5.163 kemarin.

Level tersebut merupakan Fibonnaci Retracement 50% pada grafik harian, sehingga menjadi support kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

Indikator stochastic pada grafik harian mulai masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya ketika oversold, IHSG berpeluang berbalik naik, tetapi mengingat baru mulai memasuki wilayah tersebut, ruang pelemahan IHSG masih terbuka lebar.

Target pelemahan ke level 5.100, jika ditembus, IHSG berisiko menuju level psikologis 5.000.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara itu melihat grafik 1 jam, indikator stochastic sudah di wilayah oversold, yang memberikan peluang bangkit, tetapi harus mampu melewati level 5.163, dengan target ke 5.200 sebelum menuju 5.230.

Tetapi selama tertahan di bawah 5.163, IHSG masih akan merosot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Asing Mulai Selow, IHSG Bisa Bangkit Lagi Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular