Sentimen Pasar Kacau, Kurs Dolar Singapura Naik ke Rp 10.826

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 September 2020 12:37
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (9/9/2020). Sentimen pelaku pasar global yang sedang kacau memberikan tekanan bagi mata uang emerging market seperti rupiah.

Pada pukul 11:20 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.826,28, dolar Singapura menguat 0,57% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Sentimen pelaku sebenarnya mulai kacau dan memburuk dimulai sejak awal pekan ini setelah bursa saham AS mulai terkoreksi, dan kemerosotan makin parah Selasa waktu setempat.

Aksi jual yang terjadi di sektor teknologi memicu kejatuhan bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut. Indeks Nasdaq ambrol 4,11%, S&P500 -2,78% dan Dow Jones -2,25%.

Ambrolnya Wall Street memberikan hawa negatif ke pasar global, bursa saham Asia pun berguguran. Dalam kondisi tersebut, rupiah yang merupakan mata uang emerging market menjadi kurang diuntungkan.

Di sisi lain, dolar Singapura menjadi salah satu mata uang yang disukai pelaku pasar saat kondisi ekonomi dipenuhi ketidakpastian.

Salah satu penyebab dolar Singapura makin disukai investor yakni stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintahnya, guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19), serta membangkitkan lagi perekonomian yang mengalami resesi.

Pada 17 Agustus lalu, Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat kemarin mengumumkan paket stimulus senilai SG$ 8 miliar (US$ 5,8 miliar) untuk dunia usaha dan pekerja. Stimulus tersebut akan ditunjukkan untuk melanjutkan subsidi gaji pekerja, membantu industri aviasi, serta sektor hospitality.

Dengan tambahan tersebut, jumlah stimulus yang digelontorkan Pemerintah Singapura mencapai SG$ 100 miliar.

Singapura berbeda dengan negara maju lainnya yang harus membiayai stimulus fiskal dengan berhutang, menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).

Singapura mampu membiayai pengeluaran fiskal berkat surplus anggaran yang dimiliki selama bertahun-tahun.

"Kemampuan untuk menggunakan cadangan fiskal yang besar dari surplus anggaran selama bertahun-tahun jelas merupakan keuntungan bagi Singapura," kata Vishnu Varathan, kepada ekonom dan strategi di Mizuho Bank, sebagaimana dilansir Bloomberg News.

Sebelumnya, Bank investasi ternama, Morgan Stanley juga mengatakan Singapura sebagai tempat aman (safe place) di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.

"Kita bisa melihat inflow yang didukung oleh peningkatan persepsi Singapura sebagai safe place di saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik regional," tulis analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/6/2020). 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular